Begini Penjelasan Ilmiah di Balik Rasa Geli

Ketika kita bercanda menggelitik orang lain, reaksi yang muncul bisa berbeda-beda. Ada orang yang disentuh sedikit saja merasa geli tapi ada juga orang yang sama sekali tidak. Lalu, dari mana asal rasa geli ini?

Ahli sains dan broadcaster ABC Australia, Dr Karl Kruszelnicki, menjelaskan bahwa geli muncul karena ada bagian otak yang merespons sensasi pada kulit dan menterjemahkannya sebagai geli. Bagaimana detailnya hingga sekarang masih belum diketahui.

Ilustrasi digelitiki (Merdeka)

Mengutip studi yang dipublikasi di American Journal of Psychology 1897, Karl mengatakan setidaknya sensasi geli ini diketahui tetap bisa direplikasikan oleh mesin tetapi sulit bila dilakukan pada diri sendiri.

“Mengapa beberapa orang mudah geli tapi orang lain tidak kita masih belum tahu. Tapi yang sudah kita ketahui adalah toleransi menahan rasa geli ini bisa dilatih,” kata Karl seperti dikutip dari ABC Australia, Kamis (26/1/2017).

Ahli saraf David J. Linden dari Johns Hopkins University School of Medicine mengatakan geli kemungkinan muncul sebagai semacam sistem pertahanan. Menurut David rasa geli hampir sama seperti gatal yaitu mendorong kita untuk bereaksi terhadap stimulus fisik.

Ilustrasi digelitiki (Pazoo)

“Gatal dan geli adalah efek sensasi yang muncul serupa yaitu mendorong kita untuk segera melakukan respons fisik. Mungkin ini seperti sebuah petunjuk, mungkin geli adalah sebuah tanda bahwa ada sesuatu yang salah,” kata David.

Lalu, kenapa kita refleks tertawa saat sedang digelitiki? Secara medis, geli merupakan reaksi fisiologis yg definisinya ‘tidak dapat dikendalikan otak’. Hal itu disebabkan akibat gabungan dari dua daerah otak yang bekerja secara bersamaan, yaitu Somatosensorik korteks dan anterior cingulated cortex.

Ilustrasi digelitiki (WikiHow)

Somatosensorik adalah wilayah otak yang bertanggung jawab untuk menganalisis sentuhan dan tekanan yang terkait dengannya. Sementara anterios korteks cingulated adalah daerah otak yang mengelola perasaan menyenangkan yang menyebabkan tawa. Kedua daerah otak itu bekerja bersamaan saat merasakan geli akibat digelitiki, sehingga reaksi yang normal saat digelitiki adalah tertawa.

Seseorang tak dapat merasakan geli jika sentuhan terlalu keras. Jika manusia menerika sentuhan lebih keras, Anterior cortex akan mengirim sinyal sebagai rasa nyeri dibanding tertawa, itulah sebabnya mengapa beberapa orang tidak tertawa ketika digelitik. (tom)

Written by Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.

Keliling Dunia 20 Negara, Ini Dia Paket Liburan Termahal Sedunia

Adegan-adegan Film yang Ternyata Terinspirasi dari Lukisan Klasik