Vlogger Indonesia Ini Ungkap Kehidupan di Korut yang Sebenarnya

Korea Utara bisa dibilang sebagai salah satu negara yang tertutup. Karena itu banyak yang tidak tahu mengenai bagaimana keadaan serta kehidupan para warganya. Namun sepertinya kini kita bisa tahu mengenai bagaimana keadaan warga Korut sehari-hari. Semua itu berkat jasa vlogger Indonesia bernama Jaka Parker.

Jaka Parker, warga Indonesia yang sempat tinggal di Korea Utara selama beberapa tahun, berbagi cerita lewat laman YouTube. Dia mengabadikan dan menceritakan kegiatan sehari-harinya di negara komunis itu. Selama di sana, dia menggunakan action-cam yang diletakkan di dadanya.

“Kehidupan sehari-hari di Korea Utara berlangsung normal. Saya dan keluarga, khususnya istri saya, tidak pernah mendapatkan perlakuan diskriminatif dari masyarakat lokal. Hanya saja, saat musim panas tiba, istri saya sering mendapatkan tatapan dari warga karena ia berhijab. Mereka pasti bingung mengapa ada orang yang berpakaian tertutup hingga ke kepala di cuaca yang panas. Namun selebihnya, istri saya selalu mendapatkan perlakuan yang normal-normal saja,” katanya seperti dikutip dari Rapplercom, Senin (24/7/2017).

Selama ini kita mengira bahwa semua orang, termasuk orang asing, tidak boleh memiliki agama di Korut. Ternyata aturan untuk tidak boleh memiliki agama hanya berlaku buat para penduduk di Korea Utara. Sedangkan untuk warga asing, semua sah-sah saja. Buktinya Jaka Parker masih bisa menunaikan salat Jumat di salah satu masjid di KBRI Indonesia di sana.

“Setiap hari Jumat, saya juga bisa melakukan ibadah salat Jumat dengan nyaman di masjid kompleks Kedutaan Besar Iran. Begitu pula saat lebaran tiba. Umat Islam di Pyongyang dapat beribadah dengan tenang,” katanya.

Seperti yang diduga, kehidupan di Korea Utara sangat berbeda dengan negara lainnya. Menurut Jaka, keadaan kota maupun desa di sana sangat sepi, terutama saat musim panas.

Di sana, Jaka mengaku juga mendapatkan fasilitas internet dengan bebas di lokasi-lokasi tertentu. Bahkan dia dapat mengakses Facebook, Twitter, Instagram, bahkan berkomunikasi dengan Skype dengan keluarganya yang ada di Indonesia.

Namun, warga lokal memang hanya memiliki jaringan intranet. Mereka hanya dapat membuka situs berita yang ditentukan oleh pemerintahnya. Bahkan mahasiswa di universitas pun hanya diizinkan membuka internet dalam waktu yang singkat dan terbatas hanya untuk situs yang ditentukan oleh staf pengajar.

Selain itu, Jaka juga mengatakan bahwa interaksinya dengan warga lokal juga dibatasi. Lokasi tempat tinggal keluarga Jaka adalah kompleks khusus untuk orang asing. Meskipun letaknya berdekatan dengan kawasan tempat tinggal warga lokal, namun terpisahkan oleh dinding setinggi 1,5 meter yang dilengkapi dengan kawat listrik dan CCTV 24 jam.

Untuk urusan belanja keperluan sehari-hari, orang asing hanya boleh membeli di satu pasar yang letaknya sekitar 5 kilometer dari tempat tinggal kami, padahal ada banyak sekali pasar di Pyongyang. Jika ingin membeli barang yang lebih praktis, orang asing bisa juga membeli di toko-toko swalayan, namun terdapat bagian khusus untuk orang asing dengan harga yang lebih mahal. Barang-barang kebutuhan sehari-hari untuk orang lokal memang disubsidi oleh negara.

Meskipun masyarakat lokal mendapatkan pelajaran bahasa Inggris, kebanyakan dari mereka takut untuk berinteraksi langsung dengan warga asing. Ada anak kecil yang pernah menghampiri Jaka dan mengucapkan â??helloâ?, tapi setelah itu langsung kabur. Namun demikian, masyarakat di sana ternyata tidak seperti yang selama ini diberitakan. Meskipun minim interaksi, namun mereka juga ramah pada pendatang dan sering membantu.

Jika dilihat, masyarakat Korea Utara memang cenderung konservatif. Seperti yang terlihat di foto-foto yang beredar, pakaian yang dikenakan juga terkesan kuno. Di musim panas, para perempuan menggunakan rok yang panjangnya selalu di bawah lutut.

Meskipun ada barang-barang mewah seperti mobil Audi, Mercedez Benz, hingga jam tangan Rolex, benda-benda tersebut hanya mampu dibeli oleh orang-orang kaya saja, seperti misalnya anggota partai atau keluarganya.

Meskipun begitu, masyarakat setempat tetap sangat menghormati para anggota partai tersebut. Jika ada mobil dengan plat yang diawali angka 7, para petugas keamanan di jalan pasti langsung hormat. Itu merupakan tanda kendaraan milik para anggota partai.

Kamu bisa lihat beberapa videonya berikut ini.

(tom)

Written by Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.

Bangga, Indonesia Dominasi Daftar Spot Diving Terbaik Se-Asia

Terpesona Wanita Indonesia, Musisi AS Ciptakan Lagu Dangdut