Antara Sarjana, Lapangan Kerja dan Bisnis Online

Lulusan perguruan tinggi menghadapi dilema. Selepas merampungkan studi, tak menjamin mereka segera mendapat pekerjaan. Ilmu yang dipelajari tak jarang bertolak belakang pula dengan kebutuhan dunia usaha. â??Pengangguran Terdidikâ?? kemudian menjadi istilah yang jamak. Istilah olok olok yang membuat para sarjana menanggung beban moral berlipat. Pertama karena belum mendapat pekerjaan. Kedua karena mereka sarjana, yang notabene justru diharap dapat berprestasi lebih bila dibanding masyarakat kebanyakan yang tak kuliah.

Sejatinya, seperti dikatakan aktivis mahasiswa angkatan 66 Soe Hok Gie, bidang seorang sarjana adalah mencipta sesuatu yang baru. Segala solusi musti dirumuskan agar bisa keluar dari himpitan masalah. Pada saat ini, ketika internet kian mudah diakses, bisnis online dapat dijadikan solusi alternatif. Aktifitas jual beli di dunia maya ini berpotensi menghasilkan keuntungan signifikan di dunia nyata. Pepatah asing lawas berujar, â??There is a will, there is a way.â? Selalu ada harapan bila para sarjana mau berusaha.

Bisnis Online dan Potensinya

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) terdapat sekitar 600 ribu (7,6 persen) sarjana penganggur sarjana di antara 8,12 juta angkatan kerja terbuka per Februari 2011. Jumlah ini sedikit lebih baik bila dibanding dengan data pada Agustus 2010, dimana sarjana pengganggur mencapai angka 700 ribu (8,5 persen)

Tentu hal ini merupakan bentuk otokritik bagi para sarjana. Banyaknya jumlah penganggur terdidik menurut pakar ekonomi dari National University of Singapore Profesor Aris Ananta, karena generasi muda saat ini bersikap manja dan terlalu bergantung pada orangtua dalam mencukupi kebutuhan hidup. Dengan demikian mereka merasa tak ada yang perlu dikhawatirkan lagi karena segalanya sudah serba terjamin.

Sikap seperti ini merupakan preseden buruk. Lantaran yang lahir kelak adalah pribadi pribadi yang lembek, labil dan apatis. Karena itu para sarjana tak bisa terus menerus berpangku sebelah tangan. Perubahan musti dirumuskan jika menghendaki perubahan.

Bila para sarjana jeli, bisnis online dapat menjadi solusi. Pengusaha James T Riady menandaskan, â??Pada dasarnya semua orang bisa menjadi pengusaha online, dengan berbagai kreativitas produk yang mereka miliki maka usaha online ini akan jauh lebih menguntungkan.”

Apa yang dipaparkan James tentu bukan tanpa Alasan. Seperti yang dimuat dalam Deloitte Access Economics: The Connected Archipelago: The Role of the Internet in Indonesia’s Economic Development tahun 2011, UKM yang memanfaatkan internet dapat berkembang dan meningkatkan ekspor produk dua kali lipat lebih besar bila dibanding UKM yang melakukan promosi secara konvensional. Hasil penelitian menunjukan sebuah perusahaan dapat meningkatkan produktivitasnya setelah menggunakan internet. Reno Andam Suri telah membuktikannya. Pemilik usaha Rendang Uni Farah ini mengatatakan, â??Semenjak go online, usaha saya meningkat, baik dalam jumlah pesanan maupun pendapatan, baik konsumen dalam negeri maupun luar negeri. Saya juga bisa menyerap tenaga kerja lebih banyak.”

Terdapat beragam keuntungan dalam menjalankan binis secara online. Yang pertama karena jumlah investasi yang relatif kecil bila di banding bisnis kovensional. Seseorang hanya berinvestasi untuk barang yang akan di jual saja tanpa perlu memikirkan tempat. Internet menyediakan ruang yang amat luas untuk menggantikan toko dalam bentuk fisik. Website atau blog adalah toko toko maya yang potensial untuk memasarkan produk.

Kedua, sarana pendukung yang low cost (biaya rendah). Seseorang sudah dapat melakukan bisnis online hanya dengan bermodal komputer, laptop atau notebook yang dilengkapi dengan jaringan internet. Sedang biaya untuk berlangganan internet sendiri terbilang murah saat ini. Hanya dengan bermodal Rp 100 Ribu per bulan, kita sudah bisa mendapat layanan internet yang baik.

Ketiga, terdapat pangsa pasar yang luas. Ketika produk sudah dipasarkan melalui internet maka akan diketahui bukan hanya mereka yang ada di indonesia tapi juga dunia. Adapun yang keempat adalah sifatnya yang fleksibel. Karena bisnis semacam ini dapat dijalankan kapan dan dimana saja.

Sarjana VS Anak anak

Kegagalan lebih sering terjadi bukan karena seseorang tak memiliki potensi namun karena terlalu banyak alasan. Sedang sukses adalah momentum ketika ikhtiar dan modal diperjuangkan hingga limit yang maksimal.

Sarjana sudah memiliki cukup modal dalam hal penguasaan teknologi internet. Data Mark Plus Sight menyebutkan Pengguna internet di Indonesia mencapai 55 juta orang. Dimana 50-80 persen penggunanya ialah kaum muda, yang juga termasuk para sarjana.

Bila ada kemauan binis online sudah dapat dimulai tanpa lagi musti menunda waktu. Penguasaan internet seperti berinteraksi melalui jejaring media sosial seperti facebook, twitter atau blog untuk membuat toko online dapat dilakukan secara otodidak. Kalaupun toh sarjana masih merasa kebingungan, terutama dalam hal hal yang lebih spesifik seperti membuat toko online melalui blog, mereka dapat membeli buku atau mengikuti les blog di sejumlah lembaga pendidikan informal.

Masalah lain yang muncul adalah produk apa yang akan dipasarkan. Dalam hal ini sarjana jangan kalah trengginas oleh para pebisnis online yang berusia lebih muda. Di Inggris seorang anak delapan tahun bernama Harli Jordean sukses menjalankan binis online dengan website marbleking.co.uk-nya. Jenis barang yang dijual Harli di dunia maya terbilang unik, yakni kelereng.

Mulanya ia berjualan kelereng di taman bermain. Namun karena kerap direbut oleh anak anak yang lebih besar ia meminta ibunya membelikan kelereng kembali melalui internet. Sayang, benda yang dicari Harli amat jarang ditemukan di dunia maya. Dari sana ide bisnisnya muncul.

Ia meminta izin pada sang ibu untuk memulai usaha sendiri dengan mendirikan perusahaan Marble King. Ia mewakili anak anak dari seluruh dunia untuk mendapatkan kelereng via internet. Harli menjual kelereng biasa hingga Duke of York, kelereng langka dengan bandrol sekitar Rp 8,5 juta. Ibu dan kakaknya membantu Harli karena kini musti melayani pesanan dari negara negara lain termasuk Amerika. Keuntungan bisnis onlinenya telah mencapai puluhan juta per tahun. Harli berujar, “Mimpi saya adalah memiliki jaringan toko seperti Hamleys. Itu akan menjadi salah satu toko mainan terbesar di dunia tetapi (hanya) menjual segala jenis kelereng.”

Adapun di Indonesia, para Sarjana bisa belajar dari Arief Rizky Ramadhan pengelola website ariefrizky.com. Siapa sangka siswa SMP yang satu ini amat tenar di kaskus. Pada website itu Arief membuka lapak (istilah jual beli) dengan menawarkan desain baju kaskus yang bekerja sama dengan keluarganya. Selain itu karena kegemarannya bermain game di warnet membuat jangkauan insting bisnisnya makin luas. Iapun berjualan voucer game. Arief yang bercita cita tampil di acara kick Andy dengan topik â??Pebisnis Online Cilik yang Suksesâ? ini, tak lagi meminta uang jajan dari orang tuanya sekaligus dapat mengatasi kebutuhan sekolahnya secara mandiri.

Dari dua contoh di atas, para sarjana hendaknya dapat belajar. Bila keuntungan dapat diraih dengan melakukan hal hal yang amat sederhana. Sarjana dapat memanfaatkan segala potensi yang dimiliki. Bisnis dapat berhubungan dengan ilmu yang dipelajari. Sarjana jurusan jurnalistik misalnya, dapat membuka jasa content writer untuk perusahaan atau media online. Sarjana jurusan pariwisata dapat membuka toko online yang menangani urusan tiket pejalanan dalam dan luar negeri, jasa guiding atau paket tour. Sarjana jurusan desain grafis dapat membuka toko online yang melayani jasa pembuatan web site, segala jenis desain mulai cover buku, kartu nama hingga kaos.

Kalaupun toh tak berhubungan dengan jurusan dapat binis pula berhubungan dengan hobi. Misalnya memasarkan busana korean style yang sedang digandrungi remaja saat ini seperti dilakukan bajukorea.com. Atau menjual figur miniatur super hero seperti yang dilakukan indotoy.blogspot.com.

Memulai bisnis online bagi para sarjana dapat menjadi alternatif saat peluang kerja belum diraih. Kesuksesan bukan tak mungkin berawal dari aktifitas jual beli via internet ini. Harli dan Arief telah dapat menjadi inspirasi. Dengan begitu beban moral yang selama ini menindih pundak mereka dapat diganti dengan pencapaian prestasi bisnis yang inspiratif. (jow)

Written by Ardy Messi

Work in PR agency, Strategic Planner wannabe, a bikers, a cyclist, music and movie freak, Barca fans.

Candi Asu Sengi Magelang

5 Tips Mengatasi Rasa Bosan Dalam Keseharian