Don't be Captious

Ini 5 Alasan Kenapa Film Indonesia Bisa Laris dan Bersaing dengan Film Hollywood

Hutomo Dwi
Hutomo Dwi
Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.

Belakangan ini, film Indonesia terus bermunculan menyaingi film Hollywood. Nggak jarang juga film Indonesia ini sukses dan laris diserbu penonton. Kira-kira, apa alasan yang menjadikan film Indonesia kini makin diminati dan laris sehingga bisa bersaing dengan film Hollywood? Mungkin inilah 5 alasannya.

1. Diangkat dari novel populer

Novel Dilan 1990 (Jakartainsight)

Jika kamu jeli, film seperti “Laskar Pelangi”, “Ayat-ayat Cinta”, sampai “Dilan 1990”, semua diangkat dari novel best-seller. Nggak heran, saat novel-novel itu diadaptasi ke film layar lebar, maka banyak yang rela mengantri untuk bisa menontonnya. Walaupun masih banyak yang berkeyakinan bahwa film yang diangkat dari novel seringkali mengecewakan karena nggak sebagus novelnya, kenyataan menunjukkan bahwa keyakinan tersebut nggak  menghalangi film untuk sukses meraup banyak keuntungan.

2. ‘Menjual’ kejayaan masa lalu

Poster AADC (Instagram)

Bermodal kesuksesan film pertama, para pembuat film pasti berharap film-film sekuel atau remake-nya bisa menorehkan kesuksesan yang nggak begitu jauh. Meskipun kesuksesan film terdahulu itu membuat penonton membanding-bandingkan kualitasnya hingga nggak jarang menimbulkan beban bagi para pembuat film, namun tetap saja kesuksesan tersebut berperan dalam meningkatkan nilai jual film. Lihat saja “Ada Apa dengan Cinta? 2”, “Ayat-ayat Cinta 2” atau “Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss Part 2”, film itu bisa laris karena memang film pertamanya sukses di pasaran.

3. Aktor atau aktris yang komersil

Reza Rahadian (Instagram)

Pemeran film komersil ini bisa didefinisikan berbagai macam. Bisa jadi pemeran yang berpengalaman dan memiliki banyak prestasi di bidang perfilman, atau pemeran yang berfisik cantik atau tampan dan memiliki banyak fans, atau justru seseorang yang nggak  terkenal dan nggak memiliki pengalaman apapun di dunia entertainment. Satu yang pasti dimiliki pemeran komersil, mereka mampu meningkatkan popularitas dan daya jual film yang mereka bintangi. Contohnya adalah Iqbaal yang berperan jadi Dilan. Sebelumnya banyak yang menyangsikan bahwa Iqbaal mampu berakting. Hasilnya? Di luar dugaan dia mampu memainkan perannya dengan baik. Contoh lainnya adalah Reza Rahadian yang jelas nggak perlu diragukan lagi kualitas aktingnya.

4. Promosi yang gencar di medsos

Dilan 1990 (Instagram)

Sebagus apapun sebuah film, tanpa upaya promosi yang sesuai, bisa dipastikan filmnya akan kurang laris. Kehadiran media sosial menjadi salah satu faktor yang membedakan teknik promosi film zaman old dan zaman now. Dengan banyaknya pengguna media sosial, mubazir jika nggak memanfaatkan media tersebut untuk berpromosi. Sudah banyak rumah produksi yang mengandalkan media sosial untuk memasarkan filmnya. Mereka sebisa mungkin membuat konten yang viral, yang membuat masyarakat mengetahui eksistensi film tersebut. Film “Pengabdi Setan”, “Dilan 1990”, dan “Keluarga Tak Kasat Mata” adalah beberapa contoh film lokal zaman now yang sempat populer di media sosial dan merajai trending topic.

5. Kualitas film

Ilustrasi syuting film (Instagram)

Nggak peduli segencar apa promosi yang dilancarkan untuk memasarkan sebuah film, sekeren apa para pemeran filmnya, sepopuler apa novelnya, jika kualitas film secara keseluruhan nggak baik, pasti banyak penonton yang kecewa. Ironisnya, keberadaan media sosial yang seharusnya bisa membuat filmnya terkenal malah bisa mempermudah para penonton untuk berbagi kekecewaannya, sehingga menghambat film untuk meraih penonton lainnya. Karena itulah kualitas film tetap nomor satu.

Itulah 5 alasan film Indonesia juga bisa laris dan bersaing dengan film Hollywood. Maju terus perfilman Indonesia. (tom)

Latest article