Don't be Captious

Tak Hanya Antisosial, Ketahui Dampak Anak Kecanduan Game Online

Admin Post
Admin Post
I am not just a blogger, I am a professional procrastinator with a knack for oversharing. My hobbies include drinking coffee, taking pictures of my food, and pretending I have my life together.

Kasus kecanduan game online yang marak di masyarakat, tentu meresahkan warga terutama mereka yang memiliki seorang anak. Untuk beberapa kasus, bahkan mereka harus berobat kepada seorang ahli untuk menghilangkan rasa candu. Sebagai masyarakat yang menggemari game, anda harus bisa membatasi diri sendiri dalam bermain. Karena jika tidak, tinggi kemungkinan mendapat beberapa dampak yang merugikan diri sendiri.

Rasa Candu Game Online, Penyakit yang Menyerang Dunia

Saat ini dunia semakin diresahkan dengan adanya penyakit, yang tidak hanya menyerang anak-anak namun juga orang dewasa. Penyakit tersebut adalah penyakit psikologi, yang disebabkan oleh rasa candu pada game online. Penderita penyakit ini akan mampu bertahan duduk pada layar komputer atau layar smartphone, untuk waktu yang cukup lama.

Penyakit kecanduan game online ini, merupakan fenomena yang kini banyak terjadi di masyarakat. Kasus kecanduan ini pun belakangan dibahas pada beberapa jurnal kedokteran, bahkan sering didiskusikan pada negara Asia maupun Amerika. Hal ini membuktikan, bahwa penyakit kecanduan terhadap game ini cukup meresahkan dunia.

BACA JUGA:  Kiat Sukses Hadapi UAS

Menurut Gumilar yang merupakan seorang pimpinan dari pondok pesantren Nurul Firdaus Panumbangan Kabupaten Ciamis, terdapat kesamaan perubahan perilaku pada masyarakat yang mengalami kecanduan game dengan mereka yang berjudi. Bahkan perubahan sikap ini pun sangat identik dengan mereka yang menyalahgunakan zat tertentu.

Beberapa perubahan sikap yang terjadi adalah toleransi atau intensitas akan terus meningkat, untuk menimbulkan kepuasan. Dan jika tidak terpenuhi, maka akan merasa cemas, hingga kegelisahan yang sangat tinggi.

“Sehingga mereka yang mengalami kecanduan akan terus mengulang hal tersebut, untuk menenangkan diri mereka sendiri,” katanya dikutip dari blog pribadinya http://www.gumilar.net/.

Merasa Memiliki Komunitas Dalam Dunia Maya

Seperti yang kita tahu, dalam game online pemain dapat berinteraksi dengan pemain lainnya. Bahkan interaksi ini tidak ada batasnya, pemain game dapat berasal dari berbagai negara dan terhubung secara online. Keseruan untuk terus menghubungi satu sama lain melalui game, membuat mereka seolah memiliki komunitas tersendiri.

Interaksi secara dunia maya ini pun, yang mampu membuat mereka merasa ketagihan untuk terus memasuki dunia maya. Sesama pemain game online tentu merasakan hal yang sama, yaitu keseruan ketika bermain game. Sehingga mereka akan merasa kehidupan sosial kurang menarik, jika dibandingkan dengan interaksi pada dunia maya.

BACA JUGA:  Brick Mansions, Persembahan Lain dari Paul Walker

Perasaan lebih diterima dalam komunitas inilah, yang membuat mereka menarik diri dari dunia nyata. Tak sedikit banyak pemain game online yang memutuskan untuk putus sekolah atau kehilangan pekerjaan, karena perilakunya yang menarik diri atau menolak untuk kembali ke dunia nyata.

Kecanduan Akan Game Online Banyak Pada Negara Asia

Masyarakat yang mengalami kecanduan game online, rata – rata berjenis kelamin laki-laki sekitar umur 12 hingga 20 tahun. Menurut penelitian, para pecandu game online paling tinggi dimiliki oleh negara di Asia. Kasus kecanduan ini, banyak dilaporkan oleh negara Cina dan Korea Selatan.

Umumnya, masyarakat yang tinggal di kota lebih rentan mengalami kecanduan pada usia remaja. Hal ini karena pada lingkungan perkotaan, sudah pasti kecanggihan teknologi sangat mudah untuk didapatkan. Meskipun begitu, warga yang tinggal di desa pun tidak luput dari penyakit kecanduan game. Selama terhubung dengan koneksi internet, maka penyakit kecanduan ini pun bisa menyebar dengan luas.

Banyak dampak yang kurang baik, bagi para pecandu game onlne. Bahkan beberapa diantaranya harus menghadapi kematian, akibat tidak bisa mengontrol diri sendiri. Masyarakat yang kecanduan game online, bisa mengalami perubahan pada struktur otak. Meskipun ada penelitian yang mengatakan bahwa game bisa melatih fokus anak, namun rasa ketagihan yang juga dibawa game inilah yang meresahkan.

BACA JUGA:  Kamu Dicap Sebagai PHP? Hindari Hal-Hal Berikut Ini

Seorang pecandu game akan kesulitan untuk kembali bersosialisasi, bahkan mereka bisa membahayakan kesehatan mereka sendiri akibat melupakan makan dan tidur. Jika sudah terlalu parah, maka tidak ada cara lain selain menggunakan metode terapi para ahli. Terapi ini adalah untuk kembali mengarahkan ppikiran, serta fokus pada otak pasien. Saat ini dunia memang berkembang semakin canggih, mulai dari dunia teknologi hingga dunia hiburan. Game online tentu memberikan rasa seru dengan adrenalin pada setiap permainannya, namun perasaan senang yang diberikan oleh game online pun bisa membahayakan kesehatan masyarakat. Apabila anda pecinta game, coba batasi setiap memainkan game untuk menghindari dampak yang merugikan tersebut. (jow)

Latest article