Di Balik Film Serial Cosby: Nostalgia di tahun 90an

Dr.Clifford Huxtable, Clair, Sondra, Denise, Theo, Vanessa, Rudy. Masih ingat mereka? Bagi Anda yang kini sudah berusia sekitar 30-an mungkin pernah menikmati kelucuan keluarga African-American satu ini. Ya, mereka adalah keluarga The Huxtable dalam serial televisi The Cosby Show. Film yang pernah ditayangkan TVRI pada sekitar tahun 1990-an ini merupakan film bergenre drama komedi situasi. Namun di balik komedi yang membuat kita tertawa itu, sebenarnya film ini memiliki nilai pendidikan bagi kita khususnya yang sudah/baru berkeluarga dan memiliki anak.

Cosby Show

Menjadi orang tua memang gampang-gampang susah. Kita terkadang bingung bagaimana mendidik anak yang baik tanpa harus menjadikan mereka â??jajahanâ? kita, dan di satu sisi bisa bersahabat dengan mereka tanpa mengurangi nilai-nilai kesopanan. Minimnya â??jam terbangâ? dan masukan memang membuat kita sering kehilangan akal harus bagaimana lagi dalam menghadapi anak.

The Cosby Show menawarkan cara yang menghibur bagi Anda yang sedang mengumpulkan â??amunisiâ? dalam menghadapi putra-putri kesayangan. Nilai-nilai keluarga yang sangat dijunjung tinggi dan pendidikan anak dapat kita ambil disini.

Sebagai orang tua, tentu kita menginginkan yang terbaik bagi anak. Satu kesalahan yang diperbuat anak, beribu kemarahan langsung kita lontarkan. Di salah satu episode The Cosby Show ketika Vanessa ketahuan minum minuman beralkohol bersama teman-temannya, Cliff dan Clair tak langsung pasang muka tegang dan memarahi. Di keesokan harinya mereka mengajak Vanessa dan Rudy untuk bermain tebak kata. Hukuman bagi yang kalah adalah minum minuman beralkohol, meskipun isi gelas tersebut hanyalah teh. Ketika giliran Rudy yang kalah, ia dipaksa Cliff dan Clair untuk menenggak satu gelas, dan Vanessa yang pada awalnya menganggap lelucon, langsung terkejut. Iapun lantas berujar bahwa minuman beralkohol tidak baik dan tidak diperbolehkan bagi anak-anak di bawah umur. Cliff dan Clair hanya tersenyum dan balik bertanya â??Bagaimana denganmu sendiri? Merasa sudah cukup umur?â? Vanessapun terdiam dan akhirnya memahami maksud kedua orang tuanya. Cerita tersebut hanyalah contoh kecil bagaimana membuat anak mengerti makna di balik kesalahan yang diperbuat hingga kesalahan yang sama tak akan terulang lagi.

Selalu menghargai anak. Hal ini terkadang kita lupakan dan malah dianggap remeh. Kita kan orang tuanya, mestinya mereka dong yang menghargai kita! Anggapan seperti itu masih tertanam di benak kebanyakan orang tua. Cliff menunjukkan rasa menghargainya terhadap Rudy dengan menyuruh seluruh anggota keluarga menghadiri â??upacara pemakamanâ? di kamar mandi ketika ikan si bungsu itu mati. Terkesan konyol tapi makna di balik itu sangat berarti bagi si buah hati. Tidak perlu membelikan ikan yang baru, cukup tunjukkan rasa menghargai kita pada hewan peliharaan kesayangannya. Itu jauh lebih berkesan ketimbang ikan baru.

Membuat anak mematuhi peraturan yang diterapkan di keluarga memang membutuhkan trik khusus. Si bungsu Rudy merasa sangat tersinggung ketika ia disuruh Clair untuk tidur cepat sedangkan kakaknya Vanessa diperbolehkan menonton hingga larut malam meskipun besok sekolah. Lalu si bungsu Rudypun mengajukan daftar keberatannya dan Clair sangat terkesan dengannya, hingga ia dan Cliff memutuskan untuk memberi kelonggaran untuk peraturan yang satu itu. Namun, setelah si bungsu itu mencoba tidur larut karena menonton, iapun kelabakan sendiri karena pekerjaan rumahnya tidak terselesaikan, dan iapun dimarahi wali kelasnya karena terkantuk-kantuk di dalam kelas. Rudypun jera dan akhirnya memahami mengapa ibunya selalu menyuruhnya untuk tidur cepat. Dari sini kita dapat mengambil makna bahwa membuat anak mematuhi peraturan tidaklah harus selalu menyuruhnya, tetapi membuatnya mengerti apa makna di balik peraturan tersebut.

Beberapa cerita di atas merupakan contoh kecil saja untuk referensi Anda, bahwa mendidik anak dapat diibaratkan menggenggam pasir. Semakin kencang kita menggenggamnya semakin banyak yang keluar dari sela-sela jari kita. Tapi bila kita menampungnya dengan kedua tangan, maka pasir tersebut tak akan ada yang keluar. Perlakukanlah anak sebagai sahabat tanpa harus kehilangan rasa hormat dari mereka. Buatlah anak mengerti, bukan menyuruh lantas mengancamnya dengan hukuman apabila tidak dituruti atau malah memarahinya habis-habisan.

Sayapun adalah seorang ibu muda yang baru memiliki satu orang putri, dan masih belajar bagaimana memperlakukan anak dengan baik. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda para orang tua.

Written by Ardy Messi

Work in PR agency, Strategic Planner wannabe, a bikers, a cyclist, music and movie freak, Barca fans.

Kurt Cobain, Apel dan Orang Indonesia

Metatah: Tradisi Potong Gigi Remaja Bali