Benarkah Makan di Malam Hari Memicu Kegemukan?

Selama ini, makan malam setelah pukul 19.00 atau tengah malam dianggap bisa membuat tubuh bertambah gemuk dan menggagalkan pola diet. Sebab, pembakaran kalori tak maksimal di malam hari sehingga kalori dan lemak pun menumpuk. Tapi benarkah anggapan tersebut?

Terkait hal ini, pakar diet dan nutrisi menjawabnya. Menurut nutritionist Jaime Mass, M.S., R.D., kalori tetap akan jadi kalori. Jika total asupan kalori per harinya lebih besar daripada yang terbakar, tentu saja bisa menambah berat badan, tak peduli kapan makanan atau minuman dikonsumsi.

Jadi jika Anda makan saat pukul 20.00, tapi sebagian besar makanan sehat seperti sayuran dan protein yang dikukus atau direbus, maka itu tidak menjadi masalah. Tapi apabila yang Anda makan ketika lapar di malam hari adalah donat dengan krim vanilla, cup cake, sepotong pizza atau ayam goreng tepung, makan jangan heran kalau badan akan bertambah gemuk dengan cepat.

Makan di tengah malam selama tidak melebihi angka kecukupan kalori (umumnya 1.800 – 2.000 kalori per hari) memang tidak menjadi masalah. Namun, penelitian menemukan banyak wanita yang mengonsumsi setengah dari kebutuhan kalori mereka saat makan siang atau ngemil sore. Jumlah kalori yang boleh diasup di malam hari pun jadi terbatas.

Tapi sebagian besar wanita justru memilih makanan berkalori tinggi di malam hari karena lapar, atau sekadar ingin ngemil karena bosan. Sebuah studi menemukan bahwa satu dari tiga orang mengonsumsi 15% kalori lebih banyak dari kebutuhan kalori harian setelah pukul 23.00.

“Hasrat makan di malam hari sering disebabkan karena stres yang dialami di siang hari. Di sinilah masalahnya. Jika Anda makan karena stres padahal sebenarnya tidak terlalu lapar, akan sangat mudah tergoda ngemil makanan tidak sehat,” ujar Jaime, seperti dikutip dari Women’s Health Mag, Selasa (4/2/2014).

Makan di malam hari memang tidak disarankan para pakar diet dan nutrisi, tapi bukan semata-mata karena bisa memicu kegemukan. Berdasarkan penelitian dari Obesity of Research & Clinical Practice, makan sesaat sebelum tidur akan meningkatkan gula dalam darah selama 24 jam.

Sementara penelitian yang dimuat dalam Journal of Clinical Sleep Medicine menunjukkan, mengonsumsi makanan tinggi lemak dan kalori di malam hari bisa membuat sulit tidur. Akibatnya, Anda merasa lemas di pagi harinya sehingga tubuh membutuhkan banyak makanan untuk meningkatkan energi.

Makan di malam hari sebenarnya tidak dilarang. Namun Jaime menyarankan untuk hanya mengonsumsi 90% dari total kebutuhan kalori harian di siang hari. Sehingga masih tersisa 150 hingga 200 kalori yang bisa dikonsumsi pada malam harinya. Pilihlah makanan rendah kalori seperti buah segar, salad dengan dressing minyak zaitun atau roti gandum dengan telur rebus. (nha)

Written by Janah

Simple Girl

Film ‘My Idiot Brother’ Telan Biaya Rp 3,5 Miliar

Desa Cantik di Polandia, Semua Rumah Dilukis Motif Bunga