STORY: Yu Yuan, Gadis Cilik Dermawan

Tampaknya di masa sekarang ini sudah semakin sedikit orang yang dermawan dan melakukan semuanya dengan ikhlas. Meski demikian, masih ada segelintir orang yang dermawan, salah satunya adalah gadis cilik bernama Yu Yuan. Berikut kisahnya seperti dilansir Vemale, Kamis (1/5/2014).

Kehidupan Yu Yuan sudah memprihatinkan sejak lahir, dia ditemukan oleh seorang pria yang menjadi ayah angkatnya. Saat itu, Yu Yuan baru lahir, dibuang di sebuah kebun dengan catatan kecil yang menunjukkan tanggal dan jam lahirnya. Pria yang menemukan Yu Yuan akhirnya merawat bayi kecil itu dan dipanggil dengan sebutan ayah.

Pria yang merawat Yu Yuan adalah pria miskin, tidak sanggup memberi susu atau makanan bayi untuk Yu Yuan. Air beras atau tajin menjadi makanan yang harus dikonsumsi Yu Yuan saat itu. Dengan gizi yang tidak mencukupi, Yu Yuan sangat ringkih dan sering sakit-sakitan. Walau begitu, Yu Yuan sangat menyayangi ayah angkatnya.

Meski sering sakit, Yu Yuan tumbuh menjadi gadis yang cerdas. Tetangganya selalu memuji kecerdasan Yu Yuan yang melebihi anak-anak sebayanya. Bagi Yu Yuan, menjadi orang cerdas itu penting. Semua tanpa beban hingga pada bulan Mei 2005, Yu Yuan mengalami mimisan parah dari hidungnya saat mencuci wajah.

Karena kondisi Yu Yuan mengkhawatirkan, dia dibawa ke puskesmas terdekat. Saat dilakukan suntikan, bekas jarum suntik pada kulitnya tidak segera kering dan tetap berdarah. Tahu bahwa kondisi ini tidak normal, Yu Yuan dirujuk ke rumah sakit yang lebih besar. Di sana, Yu Yuan harus mengantri panjang dengan terus mimisan parah. Ayah angkatnya bahkan menampung darah Yu Yuan dalam baskom kecil.

Melihat kondisi seperti itu, dokter lalu memperbolehkan Yu Yuan diperiksa terlebih dulu. Setelah melakukan pemeriksaan panjang, diketahui bahwa Yu Yuan menderita leukimia atau kanker darah yang sudah sangat parah. Penyakit ini membutuhkan dana perawatan yang besar yaitu USD 300 ribu atau sekitar Rp 3 milyar. Sang ayah angkat jelas tidak punya uang sebanyak itu, tetapi dia berjanji akan melakukan apapun demi kesembuhan putrinya.

Meski ayah angkatnya sudah berusaha maksimal, seperti menjual rumahnya dan meminjam uang sana sini, uangnya masih belum cukup. Melihat perjuangan sang ayah, Yu Yuan tidak tega melihat tubuh ayah angkatnya bertambah kurus. Pada suatu hari, Yu Yuan menarik tangan ayahnya lalu berbisik “Ayah, aku ingin meninggal saja,” mendengar hal itu, ayah angkatnya bertanya, dia masih 8 tahun, kenapa ingin meninggal. Yu Yuan lalu menjawab, “aku adalah anak pungut, semua orang mengatakan bahwa hidupku tidak berharga, tidaklah pantas untuk penyakit ini, biarlah aku keluar dari rumah sakit.”

Akhirnya pada tanggal 18 Juni, Yu Yuan mewakili ayahnya yang buta huruf untuk menandatangani surat pelepasan perawatan rumah sakit. Dalam usia yang masih muda, 8 tahun, Yu Yuan mengatur semua hal yang berkaitan dengan pemakamannya. Dia minta dibelikan baju baru dan difoto. “Setelah aku meninggal, jika ayah merindukan aku, lihatlah foto ini,” ujar Yu Yuan.

Saat membeli baju dan mengambil foto di sebuah studio, Yu Yuan yang sejak awal ingin menampilkan pose tersenyum tidak dapat membendung air matanya. Di tempat itu, dia bertemu wartawan. Tertarik dengan kisah hidup Yu Yuan, akhirnya wartawan itu menuliskan kisahnya dalam surat kabar. Dalam waktu yang singkat, hanya sepuluh hari, terkumpul uang sebesar USD 560 ribu (sekitar Rp 5,6 milyar). Dana tersebut tidak hanya berasal dari Tiongkok, tetapi juga  dari seluruh dunia.

Setelah melalui proses perawatan yang cukup panjang dan menyakitkan, dokter yang melakukan terapi pada Yu Yuan itu mengatakan bahwa dia ingin mengangkat Yu Yuan sebagai anak perempuannya karena melihat ketabahan hati gadis cilik itu. Dalam masa perawatam, Yu Yuan dikunjungi oleh wartawan bernama Fu Yuan. Saat itu, Yu Yuan menyerahkan sebuah buku pada sang wartawan. Betapa terkejut wartawan itu saat membaca bahwa Yu Yuan sudah mempersiapkan semua hal untuk kematiaannya. Yu Yuan menuliskan surat wasiat sebanyak tiga halaman. Dia mengucapkan banyak terima kasih dan ucapan selamat tinggal pada orang-orang yang telah membantunya dan memperhatikan lewat surat kabar.

Pada 22 Agustus, Yu Yuan mengalami pendarahan pencernaan, sehingga dia tidak bisa makan dan hanya mengandalkan infus untuk bertahan hidup. Beberapa lama kemudian gadis cilik itu kemudian meninggal dunia. Gadis kecil itu akhirnya tidak lagi merasakan sakit. Dia sudah pergi ke dunia lain yang lebih tenang dan damai. Pada tanggal 26 Agustus, Yu Yuan dimakamkan dengan kondisi cuaca hujan gerimis.

Sesuai pesan Yu Yuan, sisa uang pengobatannya diserahkan pada beberapa orang yang juga membutuhkan dana untuk sembuh. Ada tujuh anak yang mendapatkan sumbangan, mereka juga mengalami leukimia seperti Yu Yuan. Semua adalah anak-anak yang berasal keluarga tidak mampu. Semoga kepergian Yu Yuan bisa memberi motivasi pada kita semua untuk selalu berbagi. (tom)

Written by Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.

Warner Bros Siapkan 9 Film Superhero DC

Magic Roundabout, Bundaran HI-nya Inggris