Serem! Ada Ritual Menantang Maut di Pulau Vanuatu

Ritual Naghol

Naghol, sebuah ritual yang menantang maut ini merupakan budaya penduduk Pulau Vanuatu yang terletak di Pulau Pasifik Selatan. Ritual ini mengharuskan penduduk kaum pria untuk naik ke atas sebuah menara setinggi 30 kaki dari atas tanah dan kemudian melompat. Ketika melompat ke bawah, pergelangan kaki mereka hanya diikat oleh seutas akar pohon rambat yang menjadi talinya. Sebenarnya `bungee jumping` yang kita kenal saat ini mengambil konsep dari ritual ini. Ritual ini diadakan pada bulan April dan Mei. Tujuannya adalah untuk memplokamirkan kedewasaan seorang penduduk pria di desa tersebut. Ritual menantang maut ini disebut dengan Ritual Naghol.

Ritual ini mirip seperti sebuah upacara dan sudah merupakan tradisi penduduk pulau ini selama berabad â?? abad. Ritual kuno ini diawali oleh sebuah upacara dimana para perempuan memakai gaun tradisional sedangkan para penatua pria menari – nari sambil menyanyikan sebuah lagu. Lalu seorang pria yang beranjak dewasa itu akan naik ke atas sebuah menara setinggi 30 kaki. Menara ini sangat berbahaya. Betapa tidak, menara ini hanya terbuat dari potongan – potongan kayu yang diikat oleh akar pohon rambat dan tidak ada unsur sains ketika membuat menara ini. Sehingga bila salah perhitungan, maka kematian lah yang akan ditemui.

Setelah menaiki menara tersebut, penduduk pria yang sedang akil balik itu harus melompat ke bawah dengan kepala jatuh terlebih dahulu. Pergelangan kakinya hanya diikat seutas tali dari akar tanaman. Kepala mereka ketika jatuh hanya berjarak beberapa inci dari atas tanah. Bila salah perhitungan, akan berakibat fatal. Bila tali terlalu pendek, maka pergelangan kakinya bisa terkilir. Namun bila talinya terlalu panjang, kepala pria tersebut akan terjatuh ke tanah dan meninggal. Berbahaya memang, namun inilah makna dari ritual Naghol ini. Yaitu untuk menguji nyali seorang pria agar ia layak disebut pria dewasa.

Setelah pria muda tersebut berhasil melakukan ritual melompat ini, barulah diadakan upacara untuk mengakui bahwa pria muda tersebut sudah dewasa. Para penduduk akan menari dan menyanyikan lagu tradisional mereka. Para perempuan memakai gaun tradisionalnya dan para pria menari sambil memegang tongkat.

Dibutuhkan keberanian yang besar untuk melakukan ritual ini. Menara ini hanya terbuat dari potongan – potongan kayu yang diikat oleh akar tanaman. Penduduk mengatakan bahwa dibutuhkan waktu sekitar 2 â?? 3 minggu untuk membuat menara tersebut. Menara itu juga dirancang dengan beberapa landasan dengan tingkat ketinggian yang berbeda. Dan menara ini hanya dapat dipakai sekali waktu saja. Karena memang dirancang untuk dipakai sekitar bulan April dan Mei saja, dimana ritual dan upacara ini diadakan. Setelah itu, menara tersebut akan dihancurkan.

Banyak anak – anak lelaki berusia sekitar 7 â?? 10 tahun yang ikut melompat dari atas menara ini. Namun anak – anak melompat dari landasan yang paling rendah. Sedangkan para pria dewasa melompat dari landasan yang paling tinggi.

Seorang fotografer bernama Steve Davey merasa sangat beruntung dapat menyaksikan ritual ini dengan mata kepala nya sendiri. Steve mengatakan bahwa untuk menyaksikan ritual yang terjadi di pulau Vanuatu ini adalah suatu hal yang luar biasa. Ia juga merasa sangat beruntung untuk mendapatkan pengalaman yang menakjubkan dapat menangkap gambar ritual tradisional ini dengan lensa kameranya.

Steve, pria berusia 46 tahun dari Brixton (London) mengaku bahwa ia terinspirasi oleh film dokumenter David Attenborough yang berceritakan tentang ritual ini. Steve sempat menontonnya ketika ia masih kecil, dan film tersebut membuatnya ingin menyaksikan langsung ritual menegangkan ini. Sungguh menarik bahwa Steve akhirnya bisa berada di pulau Vanuatu untuk menyaksikan sendiri ritual tersebut.(Dailymail/rei)

 

Written by Ardy Messi

Work in PR agency, Strategic Planner wannabe, a bikers, a cyclist, music and movie freak, Barca fans.

Mengenal Sosok Musisi Terkaya Sejagat

Wali Gandeng Pipik Uje di Klip Terbaru