STORY: Jadi Juragan Bebek Setelah Sempat Bangkrut

Fery Eka Laksmana, seorang wirausahawan muda yang kini menjadi juragan bebek. Sejak muda, pria kelahiran Karawang, 5 Februari 1981 ini sudah gemar berjualan.

Walaupun tak ada keturunan pebisnis dalam darahnya, Fery sudah senang berbisnis dari usia yang masih sangat belia. Awalnya, Ia gemar berjualan setelah sekolahnya yang terdahulu mengharuskannya untuk mengganti sepatu setahun sekali. Tanpa malu, Ia mengumpulkan sepatu temannya yang sudah tak terpakai dan kemudian menjualnya.

Kegemarannya berjualan, Ia lanjutkan hingga bangku kuliah. Pada tahun 2002, Fery berani membuka usaha peternakan sapi. Untuk usahanya ini, Fery sukses menggandeng investor yang memberikan dana hingga Rp 26 juta untuk modal. â??Saya terapkan sistem bagi hasil keuntungan dengan investor,â? ujar pria yang kini berusia 33 tahun itu.

Kejelian Fery dalam melihat peluang makin terasah. Peternakan sapi yang dimilikinya terletak di daerah yang dekat dengan persawahan dan perkebunan. Hal itu menciptakan ide baru untuk membuka toko pertanian. Hanya dalam lima bulan pertama, bisnisnya itu dapat memperoleh omzet hingga Rp 600 juta saban bulan.

Namun sebagai pebisnis tentu lekat dengan utang. Ayah empat anak ini pernah mengalami hutang hingga miliaran rupiah. Hal tersebut menjadi pukulan bagi Fery tapi tak lantas membuatnya berhenti dalam melanjutkan usahanya untuk kembali berbisnis.

Kemudian, setelah sempat mengalami stres. Fery akhirnya menemukan peluang bisnis baru yakni di bidang kuliner bebek. Inspirasinya ini didapat setelah mengelilingi kota Bandung dan menemukan bahwa kuliner bebek sedang melejit. Kemudian Fery memburu bebek dengan kualitas terbaik untuk bisnisnya itu, dan Ia membuka kios di Pasar Kosambi.

Seiring berjalannya waktu, penjualan bebek terus meningkat. Tak hanya itu, Fery pun mulai memasok bebek ke dalam restoran-restoran sekitar. Fery mampu menjual 300 bebek per hari, kemudian terpikirkan ide baru untuk membuka peternakan bebek. Dengan menyewa lahan seluas 150 meter persegi di wilayah Cilamaya, Fery mulai beternak bebek. Kini, peternakannya mampu menjual 2.500 ekor bebek per minggu. Dia juga mengembangkan lahan peternakan miliknya, seluas 5.000 meter persegi.

Ide-ide baru sepertinya terus bermunculan di kepala Fery, Ia melanjut ke tahap pembukaan resto bebek yang dibuka pada tahun 2010. Restoran bernama Bebek Udig pun dapat ditemukan di wilayah Dago, Bandung. 

Perjuangan dan usaha keras Fery mengajarkan agar tak mudah menyerah dalam berbisnis dan menggapai cita-cita yang kita inginkan dalam hidup. Doa dan usaha yang kuat merupakan kunci sukses bangkit dari keterpurukan. (dea)

Written by Ardy Messi

Work in PR agency, Strategic Planner wannabe, a bikers, a cyclist, music and movie freak, Barca fans.

X-Men: Days of Future Past Jadi Film X-Men Terlaris

Pasangan Berusia 113 dan 70 Tahun Jadi Pengantin Baru