STORY: Di Balik Topeng Sang Banda Narkoba

Menjalani kehidupan keras sejak kecil membuatnya sudah tak asing dengan kehidupan jalanan. Lahir dari keluarga preman dan menjalani kehidupan liar sejak duduk di bangku SD, membuatnya tumbuh menjadi gembong narkoba yang cukup disegani.

Pria itu bernama Novan Tampubolon. Sejak kelas 6 SD, Novan sudah aktif mengunjungi diskotik Lipstik yang ada di daerah Blok M. Pada usianya yang masih sangat muda, Novan sudah mengenal dunia narkoba. Novan berasal dari keluarga yang bisa dibilang tidak harmonis. Berasal dari keluarga yang broken home serta lingkungan yang buruk membawa Novan semakin dalam terbawa arus dunia hitam. Apalagi saat sekolah menengah, Ia masuk di sekolah STM yang terkenal sebagai sekolah yang suka tawuran di Jakarta. Novan sudah sering terlibat dalam tawuran antar pelajar di Jakarta, dan dirinya selalu berada di barisan paling depan. Nama Novan cukup terkenal di antara aksi tawuran pelajar.

Perbuatan kriminal Novan berlanjut hingga dewasa. Hidup di kost membuatnya jauh dari pengawasan orang dewasa. Ia selalu mencari uang dengan cara tidak halal, sering Ia bersama komplotannya membajak bis-bis yang  di ibu kota.

Setelah lulus sekolah pun, Ia menjadi bandar narkoba yang cukup besar di Jakarta. Ia melakukan operasi perdagangannya itu di daerah sekitar Jakarta Barat dan Timur. Salah satu temannya ada yang menawarkan Novan untuk mengembangkan bisnis di daerah Bandung karena konsumennya lebih banyak dan menjanjikan. Tak butuh waktu lama, Novan pun membuka cabangnya di Bandung.

Penghasilannnya sebagai bandar narkoba sangat besar. Dalam waktu sebulan dirinya bisa memiliki omzet hingga 10 juta rupiah, angka tersebut akan terus bertambah hingga 30 juta rupiah jika pelanggan sedang ramai. Novan menggaji teman-temannya sebanyak Rp 300 ribu per minggunya.

Kehidupan sebagai bandar narkoba membuat Novan merasa tidak tenang. Hingga pada suatu hari di tahun 1999 ketika dirinya masuk ke gereja dan mendengarkan khotbah pendeta, ada kata-kata yang merasuk ke dalam jiwa dan pikirannya. Kata-kata tersebut ialah, “Segala perbuatan baik yang manusia lakukan akan sia-sia kalau manusia itu masih tetap berada di dalam kejahatan.”

Kemudian tepat pada tanggal 6 April 1999 pukul 12 malam, Ia berkomitmen untuk meninggalkan dunia narkoba dan meminta agar Tuhan membantunya.

Dengan komitmen hidup yang baru, akhirnya Novan menjadi orang yang baru. Ia mulai menikmati indahnya hidup yang benar-benar lega. Kini topeng dalam hatinya itu sudah terbuka dengan sendirinya dan menghasilkan Novan yang baru.(dea)

Written by Ardy Messi

Work in PR agency, Strategic Planner wannabe, a bikers, a cyclist, music and movie freak, Barca fans.

Perhiasan Ini Terbuat dari Rambut Rontok Manusia

Unik! Kuburan Raja Islam Afrika Ini Terbuat dari Lumpur