Don't be Captious

Studi: Rekan Kerja Bikin Pegawai Lebih Bahagia di Kantor

Janah
Janah
Simple Girl

Anda seorang pekerja kantoran? Lantas, apakah Anda memiliki banyak rekan kerja di kantor? Jika ya, bagaiamana hubungan Anda dan rekan kerja di kantor? Apabila Anda menjalin hubungan yang baik bahkan pertemanan dengan kolega kerja kemungkinan Anda termasuk orang yang bahagia.

Terkait hal ini, studi Relationships @Work yang dilakukan oleh LinkedIn dengan Censuswide, menyatakan bahwa 46% pekerja profesional di seluruh dunia percaya bahwa rekan kerja sangat penting untuk kebahagiaan mereka.

“Menjalin pertemanan penting karena membuat kita merasa terhubung, lebih termotivasi dan produktif,” ujar penulis LinkedIn, Catherine Fisher dalam blog resmi mereka, seperti dilansir Viva.co.id, Selasa (15/7/2014)

Tak hanya itu saja, studi ini juga mengatakan 67% generasi millennials (usia 18-24) cenderung berbagi informasi pribadi, termasuk gaji, hubungan pribadi, dan masalah keluarga dengan rekan kerja mereka. Sedangkan, hanya sepertiga generasi baby boomers (usia 55-65) saja yang melakukan hal serupa.

Fisher menambahkan, generasi millennials lebih nyaman berkomunikasi dengan atasan baik di dalam maupun di luar kantor. Bahkan sebanyak 28% generasi millennials pun tak ragu mengirim pesan kepada manajer di luar jam kantor untuk hal yang tidak terkait dengan masalah pekerjaan.

Sementara, hanya ada 10% dari generasi baby boomers yang melakukan hal tersebut. “Saya berasal dari generasi di mana membicarakan soal gaji adalah tabu, tapi mengetahui hal ini berubah, saya tidak akan terkejut bia rekan kerja mulai berbagai hal detail soal kehidupan pribadi mereka kepada saya,” lanjut Fisher.

Menariknya, studi ini juga mengungkapkan 51% pekerja profesional di Indonesia merasa kolega atau rekan kerja terdekat lebih memahami mereka daripada sahabat sendiri. Namun di Inggris hanya 9% pekerja profesional yang merasakan hal ini.

Adapun studi telah dilakukan pada April 2014. LinkedIn dan Censuswide mensurvei lebih dari 11.500 pekerja profesional di seluruh dunia. Responden berusia antara 18-65 tahun di 14 negara. (nha)

Latest article