STORY: Kesuksesan Dana Parris Dirikan Restoran ‘Gratis’

Setiap orang percaya jika rezeki itu sudah diatur oleh Tuhan. Hal tersebut yang kemudian dibuktikan Dana Parris, pemilik restoran Just Cookin.

Wanita paruh baya tersebut membebaskan pelanggannya untuk membayar makanan dan minuman yang telah disantap sesukanya. Jadi Anda tidak akan melihat daftar harga di dalam menu yang Anda lihat. Awalnya, banyak yang mengatakan cara pembayaran tersebut akan membuat Parris bangkrut. Nyatanya, seminggu setelah menjalankan cara pembayaran nyeleneh tersebut, keuntungan Parris justru meningkat. Ia mengaku keuntungannya berlipat ganda.

Wanita 52 tahun tersebut menceritakan, cara pembayaran nyeleneh tersebut berawal saat dirinya merasa usaha restorannya tidak berkembang. Sejak itu, setiap saat ia tidak pernah berhenti berdoa agar restoran yang dirintis sejak dua tahun lalu itu berjalan lancar.

“Kami berada di kota sangat kecil dan pada saat musim panas, bisnis akan menurun. Saya terus berdoa, dan bisnis ini adalah bisnis Tuhan, tapi saya merasa tidak sepenuhnya berpasrah pada Tuhan,” katanya.

“Tuhan lalu menghampiri saya dan berkata jika saya tidak perlu melakukan itu, dan membiarkanNya melakukan,” kata Parris, seperti dikutip dari Business Inside, Jumat (24/10/2014).

Parris menambahkan, cara pembayaran tersebut justru membawa peruntungan baginya. Pemasukannya malah meningkat tiga kali dalam minggu pertama.

Ia kemudian menceritakan pengalaman unik yang pernah dialaminya, saat seorang suster tidak memiliki uang yang cukup untuk membayar makanan yang telah dipesannya, hot dog dan segelas minuman. Parris pun membiarkannya membayar semampunya.

“Dua hari kemudian dia balik lagi dan membayar USD 20 (sekitar Rp 240 ribu) saat memesan menu yang sama,” ujar Parris.

Salah satu pelanggan Parris, Jerry Scruggs mengatakan, dia khawatir akan ada orang yang memanfaatkan cara tersebut. Namun, manager di perusahaan properti tersebut mengapresiasi motivasi perempuan tersebut.

“Saya kira sangat baik bagi seseorang mengetes keimanannya, meletakkan semuanya di satu garis, memperlihatkan sedikit kepercayaan,” kata Scruggs.

Parris mengaku, dirinya tidak khawatir jika ada orang yang memanfaatkannya. Ia bertujuan untuk melayani setiap orang.

Bagaimana jadinya jika konsep restoran seperti ini dilakukan di Indonesia? Mungkin restoran itu akan langsung bangkrut. (tom)

Written by Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.

Inilah 16 Pulau Wisata Termurah di Asia Tenggara

Hindari Osteoporosis dengan Banyak Gerak