Pantanal, Rawa Terbesar di Dunia

Tepat di sebelah selatan Lembah Amazon, terdapat sebuah delta sungai yang terkurung daratan besar – yang disebut Pantanal. Memiliki luas sekitar 140.000 sampai 195.000 mil persegi, Pantanal diberi makan oleh hujan tropis yang terjadi pada bulan November dan Maret.

Pantanal adalah lahan basah tropis dan menjadi rawa terbesar di dunia. Dilansir dari Amusing Planet, Jumat (24/10/2014), sebagian besar rawa ini terletak dalam negara bagian Brasil Mato Grosso do Sul, tetapi meluas ke bagian Mato Grosso dan Bolivia dan Paraguay.

Nama “Pantanal” berasal dari kata Pantano Portugis, yang berarti sawah, lahan basah, tanah berlumpur, paya atau rawa. Sebagai perbandingan, Penduduk Brasil di yang tinggal di sekitar daerah tersebut disebut sebagai Planalto polos itu, dataran tinggi atau, secara harfiah, tinggi.

Ketika curah hujan tinggi, Pantanal akan digenangi banyak air yang mengubahnya menjadi ekosistem lahan basah air tawar terbesar di dunia. Jika dibandingkan dengan luas wilayah Perancis, luas Pantanal mencakup setengahnya.

Pantanal ini dilengkapi berbagai satwa-satwa liar yang mengagumkan. Di sini, pengunjung bisa melihat kawanan trenggiling, berang-berang, burung nuri biru dan hewan karismatik yang paling dikagumi yaitu Jaguar.

Pengunjung bisa mengikuti tur selama 9 hari di Pantanal. Namun, secara otomatis pengunjung akan menghabiskan beberapa hari di Jaguar Research Camp. Saat di Jaguar Research Camp siapkan lensa untuk membidik pemandangan yang seru, yaitu pertarungan hidup-mati antara jaguar dengan rusa sebagai santapannya.

Selama musim hujan, air hujan akan mengalir dari dataran tinggi ke Pantanal, dan kemudian menggenangi banyak daerah dataran rendah di sana dan menciptakan pulau-pulau kecil di atas permukaan air yang disebut cordilheiras, tempat hidup berbagai jenis hewan.

Ketinggian air akan mencapai 2 sampai 5 meter pada bulan Januari atau Februari dan mulai surut pada bulan Maret. Banjir musiman ini membuat Pantanal menjadi lahan yang subur. Sayangnya, keberadaan Pantanal kini terancam karena aktivitas manusia, seperti penangkapan ikan, pertanian, peternakan, dan perburuan. (tom)

Written by Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.

Hindari Osteoporosis dengan Banyak Gerak

Buras, Makanan Khas Suku Bugis