Janah
Bagi kaum pria, merokok adalah kebiasaan yang wajar dilakukan. Meski tergolong wajar, namun rokok memiliki dampak negatif bagi kesehatan tubuh, misalnya gangguan impoten, jatung, kanker, dan masih banyak lagi.
Saat ini, jumlah pengguna rokok di Indonesia memang tak bisa dibendung lagi. Walaupun mereka tahu akan bahaya yang ditimbulkan rokok, tetap saja banyak orang yang merokok. Apalagi, saat ini rokok dikemas dalam variasi baru yakni rokok elektrik.
Rokok elektrik pun kini sudah merambah ke Indonesia. Tak sedikit para pria yang mencoba rokok elektrik ini. Namun, tahukah Anda? Ternyata, legalitas rokok elektrik sudah mulai dilarang di berbagai negara, salah satunya Inggris.
Sayangnya, peraturan tersebut belum ditetapkan oleh Indonesia. Terkait rokok elektrik, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Kemenkes sekarang sedang meneliti tentang dampak kesehatan akibat menghisap rokok tersebut.
Prof Tjandra Yoga selaku Kepala Balitbangkes mengatakan, rokok elektrik merupakan bentuk elektronik yang memasukkan nikotin ke dalam satu pipa. Di dalamnya rokok elektrik terdapat tiga kandungan khusus yang berdampak buruk bagi kesehatan.
“Memang (rokok elektrik) tidak ada kandungan tar di situ. Tapi ada nikotin, propilen gliko dan perasa ini punya dampak bagi kesehatan,” jelas Prof Tjandra, seperti dilansir Okezone, Rabu (19/11/2014)
Lebih lanjut Prof Tjandra menambahkan, tidak benar jika rokok elektrik gunanya sebagai alat untuk berhenti merokok. Sebab, secara ilmiah sudah diteliti dan hasilnya adalah sangat mengejutkan. Rokok elektrik bukan cara efektif untuk memberhentikan kebiasaan merokok.
“Tugas kita saat ini adalah menyiapkan datanya secara lengkap. Nanti kita bicarakan dengan BPOM bentuk (regulasi) seperti apa. Sekarang baru ada lima negara yang punya aturan ketat, yang lain baru mengumpulkan data untuk melihat dampaknya seberapa jauh untuk rokok elektronik,” tutup Prof Tjandra.
(nha)
