Wisata Sambil Belajar di Kota Tua Jakarta

Menjelajah masa lampau Jakarta yang dulu dikenal dengan nama Batavia tidak perlu repot-repot menciptakan mesin waktu. Tengok saja kawasan kecil di perbatasan Jakarta Barat dan Utara bernama Batavia Lama (Oud Batavia) atau yang kini akrab disebut Kota Tua Jakarta.

Kawasan seluas 139 hektar itu memiliki sejuta pesona dan nilai histori tinggi. Dilansir dari Metro TV News, Jumat (21/11/2014), pada abad ke-16, bahkan bangsa kolonial pernah menyebut kawasan Batavia Lama sebagai Permata Asia dan Ratu dari Timur. Sebutan ini tidak asal disematkan, sebab Batavia Lama merupakan pusat perdagangan Asia karena lokasinya strategis, yaitu sebagai titik pertemuan dengan sumber daya melimpah.

Waktu berlalu, zaman pun berganti, kejayaan Batavia Lama atau lebih dikenal Kota Tua masih tersisa meski telah terjadi pergeseran fungsi sebagai kota wisata, bukan lagi kawasan perdagangan. Untuk bisa menikmati kawasan tersebut, berwisata ke Kota Tua dipastikan tidak cukup sekali. Sebab, begitu banyak lokasi bisa dikunjungi, bahkan tidak bisa dinikmati dalam sekilas.

Salah satu titik yang kini menjadi pusat keramaian ialah Taman Fatahillah yang dikelilingi sejumlah museum, antara lain Museum Sejarah Jakarta (Museum Fatahillah), Museum Keramik, dan Museum Wayang. Jika lelah berkeliling museum, beristirahatlah di area Taman Fatahillah yang menghadirkan eksotika tempo dulu di tengah-tengah perkembangan zaman. Sensasi berada di keramaian pengunjung dibalut dengan nuansa historis bangunan-bangunan tua, memberi kenikmatan tersendiri bagi mereka yang hidup di era modernisasi yang setiap hari harus berpacu dengan waktu.

Apabila mata sudah dipuaskan oleh suguhan deretan gedung bergaya kolonial dan beragam benda bersejarah di sejumlah museum, pengunjung bisa menghapus lapar dan dahaga dengan menikmati sajian kuliner dari ala kaki lima hingga restoran kelas elit.

Akses transportasi dan jalan penghubung juga semakin terintegrasi karena sejak beberapa tahun lalu dibangun terowongan penyeberangan orang sehingga memudahkan pejalan kaki untuk mencapai halte bus Trans-Jakarta dan KRL tanpa perlu beradu dengan arus lalu lintas.

Pesatnya perkembangan era modernisasi juga diterapkan pemerintah agar kawasan Kota Tua dapat menjadi tujuan wisata favorit. Baru-baru ini Menteri Pariwisata Arief Yahya menginstruksikan pemasangan jaringan internet gratis di kawasan itu. Kurang apa lagi? (tom)

Written by Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.

STORY: Tukang Sampah Tolak Sumbangan dari Artis Cantik

Sumsum Tulang Kambing Pak Manto, Nikmat dan Berkhasiat