Kota Ini Bakar Uang Miliaran buat Pembangkit Listrik

Hampir semua orang akan merasakan sayang dan sedih apabila uang yang mereka miliki dibakar, hilang, atau dicuri. Namun tidak demikian halnya di sebuah kota yang bernama Luoyang. Di kota yang terletak di provinsi Henan, Tiongkok, ini justru uangnya sengaja dibakar tiap harinya. Tak tanggung-tanggung, jumlah uang yang dibakar bisa miliaran.

Jangan berpikiran yang tidak-tidak dulu. Penduduk kota itu melakukan hal tersebut untuk bisa menghasilkan aliran listrik. Kantor berita Xinhua melaporkan biasanya PLTU Luoyang menggunakan batu bara untuk memanaskan tungku yang menghasilkan uap penggerak turbin. Dalam beberapa hari terakhir, tidak ada lagi batu bara di dapur PLTU, yang ada adalah gepokan uang dalam jumlah sedemikian banyak.

Pengelola PLTU mengatakan satu ton uang kertas dapat megnhasilkan listrik lebih dari 600 kWh. Bahkan, menurut sang pengelola, bahan bakar uang lebih baik untuk lingkungan.

Bank Rakyat Tiongkok, bank sentral negara itu, memberikan ijin untuk membakar semua mata uang kertas. Untungnya, uang yang dibakar itu adalah uang yang sudah tidak layak pakai lagi, seperti uang rusak atau robek. Uang kertas tidak terpakai itu, menurut pejabat Bank Rakyat Tiongkok, mampu menghasilkan 1.320.000 kWh per tahun, setara dengan 4.000 ton batubara.

Dilansir dari Dahe Daily, Sabtu (13/12/2014), gagasan mengganti batubara dengan uang kertas sebagai bahan bakar PLTU Luoyang menyita perhatian Weibo, media sosial di Tiongkok. “Luoyang adalah kota yang kaya,” tulis salah satu pengguna Weibo. Lainnya mengatakan; “Pekerjakan saya di PLTU Luoyang, saya akan senang hati membakar uang.”

Tiongkok sudah memiliki solusi alternatif untuk bisa menghasilkan energi listrik. Bagaimana dengan Indonesia? Semoga saja di masa depan akan ada juga solusi lain untuk masalah listrik dan juga masalah lingkungan di Indonesia. (tom)

Written by Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.

Ternyata Rokok Punya Manfaat

Sepeda Ini Harganya Lebih Mahal dari Ferrari