STORY: Tunawisma yang Ciptakan Aplikasi Mutakhir

Kisah ini adalah pengalaman nyata yang dialami oleh seseorang bernama Leo. Selama dua tahun terakhir, Leo berprofesi sebagai tunawisma. Namun, hidupnya berubah saat bertemu dengan Patrick yang tak lain adalah seorang programmer muda.

Patrick mengajak Leo untuk bekerja sama menciptakan aplikasi canggih yang bermanfaat bagi banyak orang. Kala itu, Leo yang tak tahu akan dunia teknologi pun diajarkan oleh Patrick. Keduanya pun saling bantu membantu dalam membuat aplikasi mutakhir. Pertemuan Patrick dan Leo terjadi saat sang programmer berjalan menuju kantornya.

“Idenya sederhana. Tanpa berusaha melecehkannya, saya menawarkan dua pilihan: saya akan kembali besok dan memberikannya uang tunai USD 100 (Rp 1,1 juta) atau saya akan kembali besok dan memberikannya tiga buku JavaScript (beginner-advanced-expert) dan sebuah laptop murah. Saya akan berangkat kerja satu jam lebih awal untuk mengajarinya coding,” tulis Patrick di situsnya.

Awalnya, Patrick ingin memberikan sejumlah uang untuk Leo. Namun, Leo kala itu menolaknya. Justru Leo memilih untuk belajar caranya mengkode. Leo berpikir bahwa pengetahuan di bidang teknologi akan bermanfaat bagi dirinya di masa depan.

“Dia bilang saya bisa mendapat laptop dan belajar bagaimana caranya melakukan sesuatu dan saya pikir itu bisa berubah menjadi sesuatu yang lebih,” papar Leo.

Sebelum memutuskan menjadi tunawisma, Leo pernah bekerja sebagai agen asuransi jiwa. Lalu, Leo mengetahui bahwa uang sewa apartemennya naik sebagai konsekuensi adanya kondominium mewah yang sedang dibangun di dekat apartemennya.

Aksi Patrick yang nekat mengajak Leo bekerja sama ciptakan aplikasi justru mendapat kritikan oleh sebagian orang. Sebab, Leo tak mengerti akan seluk beluk teknologi. Alhasil, Leo pun mendapatakan caci maki dari orang-orang kala itu.

Tetapi, Patrick menjawab semua cemoohan itu dengan sebuah pepatah lama yang berbunyi: berikan seekor ikan pada seseorang dan kamu telah memberinya makan untuk sehari. Ajarkan dia memancing dan kamu telah “memberinya” makan seumur hidup.

Dengan mengabaikan kritik-kritik itu, Patrick pun langsung membelikan Leo sebuah laptop murah Samsung Chromebook, tiga buku pemrograman, hotspot WI-FI-nya sendiri dan mulai mengajarinya cara mengkode.

Seperti dilansir Odditycentral, Rabu (24/12/2014), setiap pagi Patrick berangkat satu jam lebih awal dari rumahnya menuju tempat kerjanya.

Sehingga, dirinya bisa bertemu dengan Leo di taman dan mengajarinya ilmu untuk menjadi progammer yang handal. Kini, Leo dan Patrick tengah bekerja sama untuk menyelesaikan sebuah aplikasi canggih yang berkaitan dengan pemanasan global dan perubahan iklim.

(nha)

Written by Janah

Simple Girl

Jualan Sayur di Magelang, Pria Ini Kendarai Motor Sport

STORY: Korban Tsunami Aceh Diselamatkan oleh Seekor ular