Mengintip Sunrise dan Sunset di Bibir Pantai Losari

Pantai Losari terletak di sebelah barat kota Makassar, Sulawesi Selatan. Di awal pembangunannya, pantai ini terkenal sebagai salah satu lokasi warung terpanjang di dunia dengan deretan penjual makanan yang berjejer sepanjang kurang lebih satu kilometer.  Kini lokasi mereka telah dipindahkan ke ujung selatan pantai di depan rumah dinas Walikota. Aneka makanan dijajakan oleh penjual disana. Mulai dari gorengan, makanan hasil laut (seafood), coto Makassar hingga pisang epe. Pisang epe adalah pisang mentah yang dibakar kemudian dipipihkan dan dicampurkan dengan air gula merah. Rasanya nikmat sekali.

Lokasi pantai Losari terletak dijantung kota Makassar sehingga dapat diakses langsung dari jalan utama. Tempat yang strategis ini memunculkan banyak hotel, losmen dan berbagai jasa penginapan lainnya. Beberapa nama hotel yang lokasinya dekat dengan bibir pantai antara lain: Hotel MGM, Hotel Losari Beach, Hotel Quality, Hotel Aryadutta, dan Hotel Aston.

Jika Anda ingin bepergian ke Makassar dengan dana pas-pasan, pilihan yang tepat adalah Hotel Losari Beach. Atau jika Anda tidak suka keramaian dan menginginkan privasi, bisa dicoba sedikit ke dalam Jalan Joseph Latumahina, terdapat hotel kecil yang nyaman bernama Hotel Kenari. Kebanyakan turis lebih suka tinggal di Hotel Quality atau Hotel Losari Beach karena lokasinya yang strategis dan harganya yang terjangkau.

Salah satu tokoh asli Makassar, Jusuf Kalla, mengklaim pantai Losari adalah satu-satunya tempat di Indonesia yang bisa menyajikan moment matahari terbit (sunrise) sekaligus matahari tenggelam (sunset). Hal ini sangat beralasan mengingat posisi garis pantai Makassar membujur dari utara ke selatan. Waktu yang tepat bersantai di pantai Losari adalah pukul 15.00 sampai 21.00 karena waktu itu kondisi alam sangat indah. Itulah keunikan pantai Losari disamping kebersihan pantai yang selalu terjaga dan aneka makanan khas Bugis yang mengundang selera.

Bagaimana dengan Anda, sudah siap berangkat ke Makassar sekarang juga?

Written by Alfath

Journalist at Weekend @jdbrta

Papeda dan Kuah Ikan Kuning dari Papua

Selamatkan Bumi dengan Recycle Experience