Patung Yesus Tertinggi Kedua di Dunia Ada di Manado

Kota Manado selama ini identik dengan taman laut Bunaken. Namun ternyata bukan hanya itu ikon satu-satunya ibukota provinsi Sulawesi Utara ini. Pada bulan November 2007 lalu telah diresmikan Monumen Yesus Memberkati di kompleks perumahan Citraland Manado. Monumen setinggi 30 meter dan lebar 17 meter ini dipastikan sebagai patung Yesus yang tertinggi di kawasan Asia, mengalahkan rekor sebelumnya dipegang oleh patung Yesus di Timor Leste.

Patung ini didirikan di atas tanah seluas 500 meter persegi yang pada mulanya akan diberikan oleh pemilik Citraland, Ir Ciputra, kepada sang isteri untuk membangun rumah. Namun niat tersebut diurungkan karena Ciputra ingin memberikan sentuhan unik kepada kota yang pernah dijadikan tempat belajar pada masa kecilnya ini. Rupanya Pemerintah Daerah memberi respons positif terhadap proyek pembangunan ini. Setelah dua tahun proses pembuatan, akhirnya patung tersebut dapat berdiri megah menghadap kota Manado.

Untuk membangun patung ini dibutuhkan 60 ton material yang terdiri dari 25 ton fiber dan 35 ton baja. Pembangunan patung ini digagas oleh Ir. Ciputra dengan dibantu puluhan seniman dari Jogja sebagai wujud syukur atas segala pencapaian yang telah didapatnya. Total biaya yang dikeluarkan untuk mendirikan patung yang terletak di ketinggian 150 di atas permukaan laut ini tak kurang dari 5 milyar rupiah. Jumlah yang fantastis untuk kondisi ekonomi bangsa Indonesia yang masih terkena imbas efek krisis moneter beberapa tahun lalu.

Patung ini adalah tertinggi  kedua di dunia setelah patung Yesus di bukit Rio de Janeiro, Brazil. Namun terdapat keunikan yang tidak dimiliki oleh patung di Brazil, yaitu patung ini memiliki kemiringan 20 derajat. Secara umum, patung ini menyimbolkan kebangkitan Yesus Kristus sesaat setelah kematian dan memberkati murid-muridnya sesaat sebelum naik ke surga. Semoga keberadaan patung ini dapat memberi kontribusi nyata pada sektor pariwisata lokal.

Written by Alfath

Journalist at Weekend @jdbrta

Benarkah Manusia Menjadi Makhluk Abadi Tahun 2045?

Serat Centhini: Antara Syahwat, Pengabdian dan Keraton