Menelusuri Makam Hitler di Surabaya

Menurut para sejarawan, Adolf Hitler yang berjuluk Fuhrer, seorang diktator Jerman, diyakini tewas bunuh diri dengan cara menembakkan diri pada 30 April 1945 di sebuah bunker di Berlin. Aksi itu dilakukannya setelah Uni Soviet berhasil menduduki Jerman.

Namun, di Indonesia memang sempat beredar sebuah informasi yang menyatakan Hitler tidak tewas pada tahun 1945. Ia berhasil melarikan diri ke Indonesia dan menjadi seorang dokter di Sumbawa Besar.

Hal itu mencuat setelah temuan buku tua yang ditulis dengan menggunakan bahasa steno Jerman kuno. Sebenarnya buku itu tanpa judul sehingga muncul beberapa istilah untuk menyebutnya, di antaranya Brandenburg Codex.

Buku itu berisi catatan penyelamatan Fuhrer dari Berlin hingga kemungkinan terakhir adalah Surabaya. Buku itu diperkuat lagi dengan catatan pribadi Dokter Poch, seorang dokter berkewarganegaraan Jerman di Sumbawa yang diyakini sebagai Adolf Hitler yang sesungguhnya.

Di lain pihak Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengaku bingung menerima informasi kalau pendiri Partai Nazi, Adolf Hitler dimakamkan di Surabaya, Jawa Timur, tepatnya di Pemakaman Ngagel. Makam tokoh diktator asal Jerman di masa Perang Dunia II itu disebut-sebut berada di sebelah barat pusara Soetomo atau Bung Tomo, tokoh Perang 10 November 1945 di Surabaya.

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, merespons serius informasi bahwa pemimpin Partai Nazi Jerman, Adolf Hitler, mati di Indonesia, tepatnya di Surabaya, Jawa Timur. Risma mendapat informasi itu dari perbincangan singkat dengan Budayawan Emha Ainun Najib (Cak Nun) beberapa waktu lalu.

â??Ada seseorang tepatnya Cak Nun yang tanya ke saya, apakah ada nama seorang dokter Jerman yang meninggal dan dimakamkan di makam Surabaya? Katanya, dokter tersebut adalah Hitler yang menyamar sebagai seorang dokter,â? ujar Risma seperti dikutip dari Vivacoid, Kamis (2/4/2015).

Risma memastikan nama dokter itu ada dalam data catatan kematian yang dimiliki Pemerintah Kota namun dia tak mengingat nama persisnya. Risma hanya menyebutkan bahwa dokter itu meninggal di Surabaya dan dimakamkan di makam Ngagel.

â??Nama dan tanggal meninggalnya saya lupa, nanti saya cek lagi. Tapi, benar ada (nama dokter yang meninggal) seperti yang dibilang Cak Nun,â? katanya.

Jika dokter itu adalah Hitler, Risma tidak berani membuat kebijakan apa pun. Sebab, menurutnya, itu sudah wewenang dua negara, yaitu Indonesia dan Jerman.

â??Soalnya juga pernah ada salah satu makam di Surabaya yang terdapat juga seorang jenderal dari salah satu negara besar. Negara itu meminta ke saya. Saya tidak bisa,â? katanya.

Risma mengaku sudah mengumpulkan beberapa dokumen untuk membuat museum tentang sejarah pemerintahan di Surabaya. Isinya mulai dari catatan kematian era 1945 sampai sekarang dan catatan kelahiran berikut model administrasinya.

â??Saya akan dirikan museum di Seola Surabaya. Isinya tetang catatan kelahiran sejak zaman Belanda hingga kini, dan catatan kematian. Ini hasil saya mengumpulkan berkas-berkas lama,â? katanya.

Jadi, apakah benar makam Hitler ada di Surabaya? Hal itu masih perlu dikaji lebih dalam lagi.

Menurut beberapa sumber yang dihimpun JadiBerita, berita Adolf Hitler yang konon meninggal dan dikubur di Surabaya, sebenarnya bukan hal baru. Pasalnya diera 80-an sempat muncul kabar bahwa Adolf Hitler meninggal, sekaligus terdapat kuburannya di kota pahlawan Surabaya.

Pada tahun 1983 harian Pikiran Rakyat memuat artikel yang ditulis dr. Sosrohusodo, dokter lulusan Universitas Indonesia, yang pernah bertugas di kapal yang dijadikan rumah sakit bernama â??Hopeâ?? di Sumbawa Besar. Dia menceritakan pengalamannya bertemu dengan dokter tua asal Jerman bernama Poch di Pulau Sumbawa Besar tahun 1960.

Poch adalah pimpinan sebuah rumah sakit terbesar di pulau tersebut. Klaim yang diajukan dr Sosrohusodo jadi polemik. Dia mengatakan dokter tua asal Jerman yang dia temui dan ajak bicara adalah Hitler di masa tuanya.

Bukti-bukti yang diajukan Sosrohusodo, adalah bahwa dokter tersebut tak bisa berjalan normal. Dia selalu menyeret kaki kirinya ketika berjalan. Kemudian, tangannya, kata Sosrohusodo, tangan kiri dokter Jerman itu selalu bergetar. Dia juga punya kumis vertikal mirip Charlie Chaplin, dan kepalanya gundul.

Kondisi ini diyakini mirip dengan gambaran Hilter di masa tuanya, yang ditemukan di sejumlah buku biografi sang Fuhrer. Sosro juga mengaku memperoleh informasi dr. Poch meninggal di Surabaya pada 15 Januari 1970 pukul 19.30 di Rumah Sakit Karang Menjangan Surabaya karena serangan jantung, dalam usia 81 tahun.

Dia dimakamkan sehari kemudian di daerah Ngagel. Di negara asalnya, kematian Hitler masih jadi teka-teki. Ia diyakini tewas bunuh diri di sebuah bunker di Berlin pada 30 April 1945. Namun seperti ditayangkan History Channel Documentary, tengkorak yang diyakini milik sang fuhrer Hitler yang disimpan Rusia bukan milik pemimpin Nazi tersebut melainkan tengkorak perempuan berusia di bawah 40 tahun.

Penemuan ini menguatkan kembali teori konspirasi bahwa Hitler tidak mati pada tahun 1945. Dia diduga melarikan diri dan meninggal di usia tua. Sejumlah teori beredar soal dimana kematian Hitler. Ada yang mengatakan ia meninggal di Argentina, Brazil, Amerika Selatan, bahkan Indonesia. Kematian tokoh bergelar Fuhrer und Reichskanzler itu, memang sampai saat ini masih misteri. (tom)

Written by Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.

5 Tipe Murid dalam Menghadapi Ujian Nasional

5 Fakta di Balik Bahasa Indonesia