Dabbawalas, Pengantar Makanan Tapi Buta Huruf

Dabbawalas merupakan julukan pengantar makanan yang ada di India. Dabbawalas ini ternyata sudah ada selama 120 tahun. Pada akhir abad ke-19, Mumbai merupakan pusat perdagangan yang sedang berkembang. Di sana banyak pebisnis Inggris serta India yang harus bepergian cukup jauh ke kantor mereka. Transportasinya dikenal lambat, dan jumlah restoran sedikit serta letaknya pun berjauhan. Untuk makan siang, orang sangat menyukai masakan rumah, maka pelayan dipekerjakan untuk mengantarnya dari rumah sang majikan ke kantornya. Karena mencium adanya peluang bisnis, seorang pengusaha mendatangkan pemuda pengangguran dari desa dan memulai jasa pengiriman rutin dari rumah ke kantor. Dari sinilah dimulai para dabbawalas.

Saat ini kurang lebih ada sekitar dabbawalas yang terdiri dari 5.000 pria, serta sedikit wanita yang mengangkut lebih dari 200.000 rantang per hari dari rumah-rumah di daerah mereka ke kantor-kantor yang tersebar di seluruh kota. Untuk melayani daerah dalam radius sekitar 60 kilometer, beberapa dabbawalas berjalan kaki dengan mengangkut 30 sampai 40 rantang dalam gerobak, sedangkan yang lainnya menggunakan sepeda atau kereta api. Apa pun caranya, mereka menyampaikan kiriman yang tepat kepada orang yang tepat pada waktu yang tepat. Malahan, angka kesalahan yang mereka buat 1 berbanding 16 juta pengiriman. Wow! Jelas mereka memiliki gairah kerja yang luar biasa untuk mencapai hasil tersebut.

Kurang lebih 5.000 dabbawalas telah membangun reputasi yang luar biasa untuk kecepatan dan keakuratan pengirimannya. Misi mereka yang sangat sederhana dan telah diwujudkan dalam tindakan yang hampir tanpa cela kini menyebar dengan cepatnya di berbagai lapisan. Namun, secara langsung para dabbawala menjual manfaat lain dari hasil kepercayaan masyarakat kepada mereka. Dari awalnya mereka mengantar makanan saja, saat ini mereka juga dipercaya mengantar barang yang ketinggalan seperti gadget mewah dan ponsel, dokumen-dokumen penting, dan lain-lain.

Berhubung dabbawalas ini sebagian besar buta huruf, maka cara kerja dabbawalas ini sangat sederhana. Rantang-rantang yang akan dikirim ke setiap daerah digabung dan ditaruh dalam kotak kayu panjang yang memuat hingga 48 rantang. Sewaktu kereta api tiba, rantang-rantang itu dimasukkan ke sebuah gerbong khusus di belakang gerbong masinis. Lalu, ketika kereta api itu tiba di stasiun pusat, rantang-rantang itu disortir sekali lagi dan diangkut ke stasiun tujuan. Di sana, rantang-rantang itu disortir kembali untuk dikirim langsung kepada pelanggan dengan sepeda atau gerobak.

Belakangan ini, para dabbawalas telah menggunakan komputer dan ponsel untuk menerima pesanan dan mencatat pembukuan. Tetapi, sarana pengiriman mereka tetap sama. Menjelang makan siang, banyak pekerja kantor yang lapar di Mumbai merasa tenang karena tahu bahwa makanan olahan rumah yang hangat akan segera tiba di meja mereka dan tak semenit pun terlambat! Delivery food on time, every time, menjadi slogan para dabbawalas. Dari pimpinan sampai karyawan terbawah, memegang teguh slogan tersebut selama lebih dari 100 tahun.

Banyak makna dan pelajaran yang bisa kita dapat dari kisah para dabbawalas ini. Semoga kita dapat mencontoh semangat kerja, sikap on time serta profesionalime para dabbawalas.(jow)

Written by Merna Arini

Buka jendela ilmu dengan membaca.

Belajar Sejarah di Benteng Vredeburg Jogjakarta

Arieffandy, Potret Muda Pencakar Langit Jakarta