Sejarah Gunung Sourabaya yang Meletus di Samudera Atlantik

Beberapa waktu lalu, tepatnya dari tanggal 24 April hingga 1 Mei, ada satu gunung berapi yang meletus. Gunung tersebut berada di Samudera Atlantik, atau tepatnya ada di sebuah pulau kecil bernama Bristol. Yang unik, nama gunung ini mirip dengan sebuah kota di Jawa Timur, yaitu Sourabaya. Apakah nama ini berkaitan dengan Surabaya?

Gunung Sourabaya (earthobservatory.nasa.gov)
Gunung Sourabaya (earthobservatory.nasa.gov)

Sebelum membahas mengenai nama gunungnya, mari kita bahas dulu mengenai lokasi tempat gunung itu berada. Gunung Sourabaya ini lokasinya di Pulau Bristol, yang masuk dalam wilayah South Georgia & South Sandwich Islands. Dalam situs resmi South Georgia & South Sandwich Islands (www.gov.gs), wilayah tersebut masih merupakan bagian dari British Overseas Territory, alias kekuasannya Kerajaan Inggris. Total luasnya mencapai 3.755 km persegi dengan setengah wilayahnya tertutup es.

Jika dilihat dari Google Maps, South Georgia & South Sandwich Islands merupakan kepulauan yang terpisah. South Georgia ukurannya lebih besar, sedangkan South Sandwich Islands hanya berupa pulau-pulau kecil. Untuk Pulau Bristol (tempatnya Gunung Sourabaya), adanya di bagian paling selatan South Sandwich Islands yang mana lebih dekat ke Kutub Selatan. Untuk lebih jelasnya bisa kamu lihat gambar berikut ini.

Lokasi South Georgia.  South Sandwich Islands, dan Pulau Bristol (Google Maps)
Lokasi South Georgia. South Sandwich Islands, dan Pulau Bristol (Google Maps)

Negara terdekat dari South Georgia & South Sandwich Islands ternyata adalah Argentina. Itu pun, jaraknya sekitar 2.776 kilometer sebelah tenggara Buenos Aires, ibukota negara Argentina. Hanya kapal laut saja, satu-satunya tranpsortasi yang dapat menuju ke South Georgia & South Sandwich Islands.

Kapal laut sebagai satu-satunya alat transportasi (Gov.gs)
Kapal laut sebagai satu-satunya alat transportasi (Gov.gs)

Sejarah mencatat, penemu South Georgia & South Sandwich Islands pertama kali adalah Antoine de la Roche pada tahun 1675. Dia merupakan seorang pelaut asal London, Inggris yang menghabiskan waktu selama 14 hari berlabuh di sana saat berlayar untuk tujuan berdagang. Begitu kembali ke negaranya, dia pun melaporkan kepada pemerintah Inggris terkait kepulauan besar yang dia singgahi di Samudera Atlantik itu.

Setelah itu, giliran penjelajah James Cook berlayar mengarungi Samudera Atlantik hingga sampai di South Georgia & South Sandwich Islands pada tahun 1775. Kemudian di tahun 1908, pemerintah Inggris mematenkan kepulauan tersebut sebagai wilayah kekuasannya, meski pada mulanya sempat menjadi sengketa dan dipermasalahkan oleh pemerintah Argentina.

Hingga kini, hanya beberapa peneliti saja yang menetap di South Georgia & South Sandwich Islands. Kebanyakan adalah para peneliti satwa, untuk meneliti penguin, anjing laut, aneka jenis burung dan paus.

Pemandangan alam di South Georgia & South Sandwich Islands (www.gov.gs)
Pemandangan alam di South Georgia & South Sandwich Islands (www.gov.gs)

Kini kita beralih ke Gunung Sourabaya. Gunung Sourabaya merupakan tipe stratovolcano, sekaligus titik tertinggi di Pulau Bristol dengan ketinggian 1.100 mdpl. NASA menyebut, gunung ini adalah gunung berapi yang tak pernah diteliliti manusia.

Lantas, bagaimana sejarahnya gunung ini dinamakan Sourabaya? R. K. Headland, seorang peneliti dari University of Cambridge pernah menerbitkan buku berjudul “Chronological List of Antarctic Expeditions and Related Historical Events” pada tahun 1989. Buku ini menjelaskan tentang sejarah penemuan Kutub Selatan dan pulau-pulau kecil di sekelilingnya, termasuk Pulau Bristol.

Dalam bukunya tertulis, pada tanggal 31 Desmber 1935, dilaporkan terjadi erupsi dan letusan gunung di South Sandwich Islands oleh kapal-kapal laut kepunyaan Christian Salvesen, salah satunya pemburu paus SS Sourabaya yang berjenis kapal uap.

Kapal SS Sourabaya di sebelah kanan (Ansgar Theodor Larsen/Vestfold Fylkesmuseum Digitalt)
Kapal SS Sourabaya di sebelah kanan (Ansgar Theodor Larsen/Vestfold Fylkesmuseum Digitalt)

Diketahui, dua kapal tersebut milik Inggris yang berlayar ke Kutub Selatan demi mencari paus. Asal tahu saja, sejak tahun 1904 negara-negara di dunia berlomba-lomba untuk berburu paus di kawasan kutub. Sepanjang abad ke-20, South Georgia & South Sandwich Islands adalah ‘surga’ untuk berburu paus hingga akhirnya di tahun 1960, pemerintah Inggris menghentikan perburuan paus di sana.

Dari informasi pada situs wrecksite.eu, SS Sourabaya dibuat pada tahun 1915. Awalnya merupakan kapal kargo Carmarthenshire SS, namun kemudian berubah nama menjadi SS Sourabaya di tahun 1929 dan berganti fungsi juga sebagai kapal pemburu paus.

Meski demikian, masih belum jelas apakah nama kapal itu memang menjadi inspirasi nama gunung yang ada di Pulau Bristol itu. Dari penelusuran situs wrecksite.eu dan referensi situs-situs lain di internet, tidak ada yang mengkaitkan kapal SS Sourabaya dengan Kota Surabaya atau Indonesia. Hingga sekarang hal ini masih menjadi misteri.

Yang pasti setelah kapal SS Sourabaya melaporkan ada gunung yang meletus di Pulau Bristol, pemerintah Inggris langsung menamakan gunung yang meletus itu dengan nama Gunung Sourabaya. Setelah itu, Gunung Sourabaya pernah kembali meletus pada tahun 1956 dan terakhir tahun 2016 ini. Pada tahun 1956, yang melihat gunung ini meletus adalah para peneliti dari Argentina yang sedang berada di Pulau Thule, tetangganya Pulau Bristol.

Sedikit cerita SS Sourabaya, kapal ini tenggelam akibat dihajar torpedo oleh kapal selam Jerman U-436 pada masa Perang Dunia II di tanggal 27 Oktober 1942. Kala itu, SS Sourabaya sedang berlayar dari New York ke Liverpool. Hanya 77 yang selamat dari total 158 awak kapalnya. (tom)

Written by Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.

5 Puncak Gunung Terindah di Indonesia, Jadi Rindu Mendaki!

5 Kuliner yang Populer Saat Ramadan