Mengenal Strategi Pejuang Kemerdekaan Indonesia yang Bikin Penjajah Bertekuk Lutut

Indonesia tidak akan menjadi seperti sekarang ini tanpa adanya jasa dari para pejuang yang berusaha membebaskan penduduk Indonesia dari penjajah. Sayangnya, para pejuang kini kurang dihargai dan diperhatikan akibat kemajuan zaman.

Untuk bisa lebih menghargai para pejuang kemerdekaan, berikut jadiBerita berikan beberapa strategi perang yang dilakukan oleh para pejuang kita, sehingga membuat para penjajah bertekuk lutut.

1. Gerilya

Gerilyawan (Kaskus)
Gerilyawan (Kaskus)

Bisa dibilang ini adalah strategi paling terkenal dalam sejarah perang Indonesia dan sering digunakan oleh para pejuang kita. Strategi ini adalah strategi perang dimana para pejuang dan pasukannya pada awalnya sembunyi di dalam hutan sambil menanti musuh, dan ketika musuh atau penjajah datang, langsunglah para para pejuang kita menyerang secara tiba-tiba ke kubu penjajah. Strategi ini selalu dipakai oleh pejuang di seluruh daerah di Indonesia mengingat daerah Indonesia dahulu banyak hutan, serta pejuang kita yang kalah unggul dari segi jumlah orang dan amunisi membuat strategi ini sangat efektif menumpas penjajah daripada perang secara terang-terangan.

2. Benteng Stelsel

Hendrik Merkus de Kock, pelopor Benteng Stelsel (Wikipedia)
Hendrik Merkus de Kock, pelopor Benteng Stelsel (Wikipedia)

Sebenarnya ini adalah strategi perang buatan Jenderal De Kock (Belanda) yang diterapkan pada Perang Diponegoro, namun diadopsi para pejuang pada Perang Padri. Secara garis besar, strategi ini adalah strategi mengepung musuh dengan cara membangun benteng dan jalan atau jembatan di tiap kawasan yang sudah dikuasai pejuang. Benteng yang dibangun jelas untuk mempersulit lawan masuk ke teritori kita, sedangkan jalan penghubung untuk memudahkan mobilisasi pasukan dan komunikasi antara benteng-benteng pertahanan. Namun strategi ini bagaikan pedang bermata dua. Kelebihan dari strategi ini adalah perang lebih cepat selesai dan teritori aman dari serangan musuh, namun kekurangannya adalah butuh pekerja dan waktu banyak untuk membangun bentengnya.

3. Devide et Impera (Adu Domba)

Adu domba (Kaskus)
Adu domba (Kaskus)

Strategi yang pernah dipakai Belanda untuk memecah-belah Indonesia ini justru lebih efektif digunakan oleh para pejuang Indonesia. Saat itu para pejuang Indonesia berhasil mengadu domba pimpinan internal VOC (organisasi bentukan Belanda), yang mengakibatkan runtuhnya organisasi tersebut. Ini membuktikan bahwa Indonesia bisa bersatu meskipun terdiri dari berbagai macam suku, ras dan agama.

4. Puputan

Puputan Jagaraga (Dearryk)
Puputan Jagaraga (Dearryk)

Strategi Puputan diterapkan pasukan Bali dalam perang Puputan Jagaraga (dipimpin Ketut Jelantik) dan Puputan Margarana (dipimpin Ngurah Rai) saat lawan Belanda. Puputan sendiri berarti perang sampai mati. Jagaraga dan Margarana adalah tempat terjadinya kedua perang di Bali. Bali pada masa Ngurah Rai sempat diajak Belanda gabung dan jadi negara bonekanya, karena saat itu wilayah Indonesia hanya Jawa, Madura, dan Sumatera akibat buruknya diplomasi Sutan Sjahrir yang membuat wilayah Indonesia makin kecil. Namun Ngurah Rai menolak, dan memilih untuk perang dengan Belanda. Nyali para pejuang Indonesia yang rela mati demi kemerdekaan membuat ciut pasukan Belanda.

5. Bumi hangus

Bumi hangus  (Kaskus)
Bumi hangus (Kaskus)

Tentunya kamu sudah tak asing lagi dengan lagu “Halo Halo Bandung”. Lagu itu dibuat untuk mengenang Bandung yang dibakar habis oleh penduduknya sendiri. Hal ini dilakukan agar Belanda tidak mendapatkan amunisi dari gudang senjata dan wilayah Bandung. Yang mempelopori strategi ini adalah Muhammad Toha, dengan cara mengevakuasi penduduk Bandung terlebih dulu, baru kemudian kota Bandung dibakar. Tak berhenti disitu saja, Toha dan Ramdan (anggota Barisan Rakyat Indonesia) rela mati bunuh diri di gudang senjata sekutu dengan meledakkan dinamit.

6. Sapit urang

Jenderal Sudirman (Redaksi)
Jenderal Sudirman (Redaksi)

Strategi yang satu ini diterapkan oleh Jenderal Sudirman. Sapit Urang sendiri artinya adalah Capit Udang. Strategi sapit urang adalah suatu strategi dimana satu kumpulan pasukan memancing lawan ke arah mereka, dan lawan langsung dikepung dari 2 arah belakang (kiri dan kanan) lawan oleh pasukan yang lain hingga posisinya benar-benar terkepung. Mudahnya, strategi ini membuat pasukan kita mendapat keuntungan, karena pasukan musuh yang hanya satu pasukan dikepung oleh pasukan kita yang berjumlah 3 kali lipatnya. Strategi perang ini merupakan warisan dari kerajaan Majapahit yang merupakan kerajaan terbesar di Indonesia yang memiliki wilayah kekuasaan dari seluruh Indonesia, hingga Filipina. (tom)

Written by Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.

Nggak Mudik? Ini 5 Hal Seru yang Bisa Kamu Lakukan di Jakarta

Pemeran-pemeran Hantu yang Ternyata Aslinya Cantik