Fakta Sejarah Kiprah dan Prestasi Indonesia di Olimpiade

Meski tak pernah tampil dalam ajang Piala Dunia, Indonesia rupanya pernah beberapa kali meraih prestasi di ajang olahraga lainnya, yaitu Olimpiade. Dilansir jadiBerita dari BBCcom, Selasa (9/8/2016), berikut adalah sejarah kiprah dan prestasi Indonesia di Olimpiade.

Indonesia pertama kali ikut dalam ajang olahraga sedunia di Olimpiade Helsinki pada 1952 dengan mengirimkan tiga orang atlet. Di Olimpiade Melbourne 1956, Indonesia mengirimkan tim yang lebih besar berikut pemain sepakbola, yang sampai ke semifinal. Di semifinal tim sepakbola Indonesia sempat bermain imbang dengan Rusia 0-0, tetapi kemudian kalah dalam pertandingan ulangan 0-4. Rusia yang melaju ke final kemudian meraih medali emas.

Kiprah Indonesia di Olimpiade Muenchen 1972 sempat mendapatkan sorotan ketika atlet angkat besi Charlie Depthios yang memecahkan rekor dunia, tetapi sayangnya rekor itu diraih pada angkat keempat atau extra lift sehingga tak tercatat di Olimpiade.

Charlie Depthios (Susibudiani)
Charlie Depthios (Susibudiani)

Indonesia sempat absen dalam Olimpiade Moskow pada 1980, ketika itu banyak negara terutama AS dan Eropa yang memboikot ajang olimpiade yang digelar di ibukota negara yang masih bernama Uni Soviet, sebagai protes perang Soviet-Afghanistan.

Kemudian pada Olimpiade 1984, pelari Indonesia Purnomo menorehkan prestasi baru dengan masuk ke perempat final.

Purnomo (Chirpstory)
Purnomo (Chirpstory)

Medali pertama di ajang olimpiade dipersembahkan oleh trio atlet panahan yang dikenal dengan Tiga Srikandi (yang baru-baru ini dijadikan film), dengan meraih perak pada Olimpiade Seoul 1988. Ketika itu Nurfitriyana S. Lantang, Lilies Handayani dan Kusuma Wardhani mengalahkan tim panahan AS.

Tiga Srikandi (Lifetimejourney)
Tiga Srikandi (Lifetimejourney)

Prestasi kembali ditorehkan anak bangsa pada Olimpiade Barcelona 1992. Saat itu, pemain bulutangkis tunggal putri Susi Susanti berhasil mendapatkan medali emas, yang menjadikan medali emas pertama bagi Indonesia. Emas kedua dipersembahkan pemain bulutangkis tunggal putra Alan Budikusuma dalam All Indonesian Final, dengan mengalahkan Ardy Wiranata (medali perak), sementara Hermawan Susanto meraih perunggu. Di ganda putra pasangan Eddy Hartono dan Rudy Gunawan juga meraih medali perak.

Alan Budikusuma dan Susi Susanti (Majalahberotaq)
Alan Budikusuma dan Susi Susanti (Majalahberotaq)

Tradisi perolehan medali emas terus berlanjut di cabang olahraga bulutangkis. Pada Olimpiade Atlanta 1996, medali emas diraih pasangan ganda putra Rexy Mainaky dan Ricky Subagja. Di tunggal utri, Susi yang merupakan juara bertahan memperoleh perunggu, sementara Mia Audina meraih perak. Di ganda Putra, pasangan Antonius Ariantho/Denny Kantono meraih perunggu.

Rexy Mainaky dan Ricky Subagja (Viva)
Rexy Mainaky dan Ricky Subagja (Viva)

Pada Olimpiade Sydney 2000, Indonesia meraih enam medali. Cabang bulutangkis masih menyumbangkan emas melalui ganda putra Tony Gunawan dan Candra Wijaya. Di ganda campuran Tri Kusharjanto dan Minarti Timur meraih perak, begitu pula Hendrawan di tunggal putra. Selain itu, atlet angkat besi putri Indonesia juga meraih tiga medali. Raema Lisa Rumbewas (perak, angkat besi 48 kg putri), Sri Indriyani (perunggu, angkat besi 48 kg putri), dan Winarti Binti Slamet (perunggu, angkat besi 53 kg putri).

Tony Gunawan dan Candra Wijaya (BBC)
Tony Gunawan dan Candra Wijaya (BBC)

Kemudian pada Olimpiade Athena 2004, pemain bulutangkis tunggal putra Indonesia kembali merebut emas, melalui Taufik Hidayat dan perunggu oleh Sony Dwi Kuncoro. Sementara di ganda putra, Eng Hian dan Flandy Limpele memperoleh perunggu. Atlet Angkat besi putri Raema Lisa Rumbewas kembali meraih perak untuk kelas 56 kg.

Taufik Hidayat (Viva)
Taufik Hidayat (Viva)

Cabang bulutangkis kembali meraih emas pada Olimpiade Beijing 2008, berkat ganda putra Markis Kido dan Hendra Setiawan. Sementara di ganda campuran Nova Widianto dan Liliyana Natsir mendapat perak. Sementara Maria Kristin Yulianti, andalan Indonesia di bulutangkis tunggal putri meraih perunggu. Cabang angkat besi juga masih â??berjayaâ?? melalui Eko Yuli Irawan di kelas 56 kg dan Triyatno pada 62 kg, yang keduanya mampu meraih perunggu.

Markis Kido dan Hendra Setiawan (Viva)
Markis Kido dan Hendra Setiawan (Viva)

Pada Olimpiade London 2012, prestasi terbesar Indonesia diraih atlet angkat besi, Eko Yuli Irawan (perunggu, angkat besi 62 kg putra) dan Triyatno (perak, angkat besi 69 kg).

Eko Yuli Irawan (BBC)
Eko Yuli Irawan (BBC)
Sri Wahyuni (Jawapos)
Sri Wahyuni (Jawapos)

Untuk Olimpiade Rio 2016 sekarang, Indonesia mampu meraih medali perak di cabang angkat besi. Peraih medali perak itu adalah Sri Wahyuni yang berada di kelas 48 kg putri. Semoga saja untuk ajang Olimpiade tahun ini Indonesia bisa kembali meraih medali emas. (tom)

Written by Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.

Melihat Gagahnya Pesawat dan Kapal Pesiar Terbesar Dunia

Perbedaan Trailer, Teaser, Clip, Featurette dan TV Spot