Terungkap, Isi Teks Sumpah Pemuda yang Sebenarnya

Hari ini, tanggal 28 Oktober, diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda. Pada tanggal ini, tahun 1928, para pemuda Indonesia berikrar untuk bersatu. Dalam Teks Sumpah Pemuda, terdapat 3 butir yang diikrarkan para pemuda, yaitu bertumpah darah, berbangsa, dan berbahasa Indonesia.

Sebenarnya, ada sisi lain dari teks Sumpah Pemuda yang jarang diketahui publik, yaitu adanya manipulasi isi teksnya. Pada suatu kesempatan dalam diskusi di Cikini, Jakarta Pusat tahun 2012 silam, sejarawan JJ Rizal mengungkap bahwa tidak ada kata-kata sumpah dalam naskah asli Sumpah Pemuda yang dibuat pada tanggal 28 Oktober 1928.

JJ Rizal (Indonnews)
JJ Rizal (Indonnews)

Surat kabar Sinpo yang pertama memberitakan hasil Kongres Pemuda ke II tahun 1928, menurut Rizal tidak memuat kata Sumpah dalam naskah tersebut.

â??Di situ cuma ditulis putusan kongres. Disebut bahwa kami putra-putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia. Tidak ada kata sumpah,â? kata Rizal seperti dikutip dari Beritateratascom, Jumat (28/10/2016).

Hal yang sama juga dikatakan peneliti sejarah dari Universitas Negeri Medan, Erond Damanik.
Menurut Damanik, â??Soempahâ? tidak ditemukan dalam keseluruhan teks yang dikenal dengan sumpah pemuda sekarang ini, tetapi teks itu hanya dituliskan â??poetoesan congresâ?.

Isi Teks Sumpah Pemuda yang asli (Beritateratas)
Isi Teks Sumpah Pemuda yang asli (Beritateratas)

Seperti dikutip dari Rplasa, Edisi 31 Januari 2014, pada masa itu menurut Damanik, pemuda tidak melakukan sumpah, tapi hanya melakukan kongres dan hasil-hasil kongres itu disebut sebagai putusan-putusan kongres pemuda Indonesia.

Lalu, siapa yang bertanggung jawab terhadap rekayasa ini? Adalah Muhammad Yamin, salah seorang perwakilan kongres dari Jong Soematranen Bond, perwakilan pemuda Sumatera. Menurut Erond, pemalsuan sejarah itu bermula dari kongres Bahasa Indonesia kedua di Medan pada 28 Oktober 1954. Presiden Sukarno turut hadir dalam acara pembukaan kongres tersebut. Yamin dan Sukarno saat itu sedang gencar-gencarnya melawan ideologi separatisme yang muncul di seluruh Nusantara.

Muhammad Yamin (Pusakaindonesia)
Muhammad Yamin (Pusakaindonesia)

Menurut Erond, saat itu kedua tokoh bangsa tersebut sedang sibuk membangun sebuah simbol yang menjadi bagian dari ideologi di tengah maraknya gerakan separatisme. Maka dari itu, Yamin mengubah kata â??poetoesan congresâ? menjadi kata â??sumpah pemudaâ?. Cara ini digunakan Sukarno dan Yamin untuk melawan gerakan separatisme dengan menyatakan bahwa separatisme itu melanggar Sumpah Pemuda 1928.

Sementara itu, sedikit berbeda dengan Erond, sejarawan JJ. Rizal justru menuding Presiden saat itu, yaitu Sukarno, yang menjadi dalang rekayasa tersebut. Ia menyebut Sumpah Pemuda sebagai produk masa kini, dimana kata-katanya diubah dengan tujuan untuk memperkuat posisi Sukarno yang pada masa itu sedang goyah.

Meski demikian, tak bisa dipungkiri bahwa Sumpah Pemuda yang sudah direkayasa justru jadi membuat warga Indonesia, khususnya pemuda, untuk bisa bersatu sebagai bangsa Indonesia. (tom)

Written by Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.

Tips Membedakan Sepatu New Balance Asli dan KW

6 Tips merawat Motor Matic Injeksi Agar Terjaga Performanya