Kamu suka karaokean bersama teman atau keluarga kamu? Kamu tidak sendiri, karena memang kegiatan karaoke merupakan kegiatan yang mengasyikkan. Karaoke adalah sebuah bentuk hiburan di mana seseorang menyanyi diiringi dengan musik dan teks lirik yang ditunjukkan pada sebuah layar televisi. Lalu, tahukah kamu dari mana asalnya kegiatan ini?
Dilansir jadiBerita dari berbagai sumber, karaoke ternyata berasal dari Negeri Matahari Terbit atau Jepang. Asal kata â??karaokeâ? diambil dari kata Karappo yang disingkat menjadi kara yang berarti kosong dan kata okesutura (orkestra) yang juga disingkat oke. Jadi gabungan dua kata tersebut bisa diartikan sebagai musik yang kosong atau bisa juga dianggap musik tanpa vokal.
Untuk sejarahnya, pada suatu malam awal tahun 70-an, sebuah band yang biasanya mengisi pertunjukan di sebuah bar di kota Kobe Jepang kelabakan. Pasalnya, saat akan manggung, sang gitaris tidak juga muncul, sementara para pengunjung sudah nggak sabar untuk menikmati hiburan.
Akhirnya setelah berembuk dengan pemilik bar, muncullah sebuah ide. Mereka tetap menghibur para pengunjung dengan menyanyi tapi diiringi oleh musik yang sebelumnya pernah mereka rekam. Di luar dugaan, hal itu justru mendapatkan antusiasme yang besar dari para pengunjung. Mengapa? Karena selanjutnya para pengunjung bisa secara bergantian menyanyi tanpa harus membuat para personil band lelah memainkan musik secara berulang-ulang.
Sementara itu, untuk mesin karaoke sendiri masih diperdebatkan, namun yang paling populer adalah mesin karaoke diciptakan oleh seorang drummer bernama Daisuke Inoue. Saat itu, sekitar tahun 1971, Daisuke Inoue sering diminta oleh tamu di Utagoe Kissa, untuk memberikan rekaman penampilannya sehingga mereka bisa bernyanyi bersama. Menyadari potensi pasar, Inoue membuat tape recorder bernama Juke 8 seperti mesin yang memainkan lagu-lagu dengan uang koin 100 Yen sekali putar.
Sayangnya, Daisuke tidak mematenkan mesin tersebut, sehingga banyak perusahaan membuat mesin karaoke tanpa perlu membayar royalti padanya. Meski demikian, Daisuke sendiri memang tidak merasa menciptakan sesuatu dan tidak merasa dirugikan. Karena banyaknya perusahaan yang membuat mesin karaoke di hotel-hotel untuk para pengunjung, maka tren ini menyebar dengan cepat di Jepang pada tahun 1980-an.
Jika saat itu Daisuke tak menciptakan mesin karaoke, mungkin saja saat ini tidak ada orang yang hobi karaoke. (tom)