Siapa sangka, jika Stasiun Cibatu yang terletak di Garut menyimpan kisah yang tak diketahui semua orang? Stasiun Cibatu (CB) merupakan stasiun kereta api kelas II di Desa/Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut. Stasiun Cibatu didirikan pada 1889 setelah diresmikannya jalur kereta api yang menghubungkan Stasiun Cicalengka dengan Cilacap oleh Staatsspoorwegen (SS), maskapai kereta api milik Pemerintah Hindia Belanda.
Dengan sarana transportasi yang baik dan wisata alami yang menyegarkan mata, wajar rasanya banyak wisatawan Eropa berkunjung ke Garut melalui Stasiun Cibatu. Dalam buku “Seabad Grand Hotel Preanger 1897-1997” yang ditulis oleh Haryoto Kunto, komedian legendaris dunia Charlie Chaplin pada 1927 pernah menjejakkan kakinya di Stasiun Cibatu.
Saat itu lelaki bernama lengkap Sir Charles Spencer â??Charlieâ? Chaplin tersebut datang bersama kekasihnya yang cantik, yaitu aktris Mary Pickford, dalam perjalanan untuk berlibur ke Garut. Pickford yang memiliki nama asli Gladys Louise Smith merupakan peraih Oscar perempuan pertama sebagai aktris terbaik dalam film “Coquette” pada 16 Mei 1929.
Charlie Chaplin bukan hanya sekali berkunjung ke Garut, tetapi dua kali. Saat kunjungan kedua pada 1935, Chaplin datang bersama kekasihnya, namun kali ini berbeda. Kekasih barunya saat itu adalah aktris Paulette Goddard, pemeran utama perempuan dalam film “Modern Times” dan “The Great Dictator 2”. Chaplin akhirnya menikahi Goddard secara diam-diam pada 1936, meskipun akhirnya bercerai pada 1942.
Jejak lelaki yang menjadi ikon film bisu ini di Stasiun Cibatu sempat diabadikan oleh Tilly Weissenborn, seorang fotografer keturunan Jerman yang lahir di Kediri, Jawa Timur. Dari Tilly pula, Chaplin mengetahui pesona keindahan Garut melalui kartu pos yang dikirimkannya.
Setidaknya, ada tiga foto yang diambil Thilly saat Chaplin tiba di Stasiun Garut Kota. Semuanya memperlihatkan keceriaan masyarakat Garut menyambut kedatangan Chaplin. Wajah komedian film bisu yang memenangkan dua penghargaan kehormatan Academy Awards itu tidak seperti terlihat di layar kaca, karena tidak berhiaskan kumis petak.
Saat di Garut, Chaplin menginap di Hotel Grand Ngamplang, sekitar satu kilometer dari Garut kota ke arah Tasikmalaya. Tempat ini merupakan perbukitan yang sejuk di ketinggian 900 meter di atas permukaan laut. Dari Grand Ngamplang terlihat Gunung Cikuray di bagian timur, Gunung Papandayan dan Gunung Guntur.
Hotel Grand Ngamplang tadinya bernama De Villa Fanny van het Hotel Sanatorium Garoet. Pernah juga berubah menjadi Grand Sanatorium Ngamplang. Luas hotel di daerah Ngamplang, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut ini, mencapai 25 hektare. Pada tahun 1948 hotel peninggalan itu sempat dihancurkan karena khawatir digunakan oleh penjajah Belanda. Bangunan lama yang tersisa hanya kolam mainan di bawah bangunan hotel.
Selama sepekan di Garut, Chaplin berwisata ke kawah Papandanyan, Kamojang, dan Situ Cangkuang. Chaplin terkagum-kagum dengan keindahan sekitar kawah Papandayan sehingga menyebut Garut sebagai Switzerland van Java alias Swiss-nya Jawa. Bisa jadi pemandangan ini mengingatkan Chaplin pada tempat tinggalnya di Desa Corsier-sur-Vevey, Swiss.
Kita harusnya bangga menjadi orang Indonesia, karena komedian legendaris dunia saja mengakui keindahan alam Indonesia tak kalah dengan alam di luar negeri. (tom)