Belakangan ini sedang ramai film “Beauty and the Beast”, yang dibintangi oleh Emma Watson. Rupanya, kisah ini bukan hanya dongeng belaka, karena kisahnya pernah terjadi di dunia nyata dan tercatat sejarah. Berikut ini kisah nyata Beauty and the Beast, seperti dilansir dari Mirror, Selasa (21/3/2017).
Seperti mempelai pria pada umumnya, seorang pria bernama Petrus Gonsalvus berdiri dengan gugup menanti kedatangan wanita yang akan segera dinikahinya. Namun berapa terkejutnya sang mempelai wanita yang bernama Catherine itu melihat wajah Petrus yang dipenuhi bulu seperti seorang monster.
Meski ketakutan, namun pada akhirnya Catherine bersedia menikahi Petrus. Meski berwajah menyeramkan layaknya monster yang bisa menerkam bayi hidup-hidup, namun Catherine menilai bahwa suaminya itu adalah seorang yang pemberani. Keduanya bahkan hidup dengan bahagia dan memiliki 7 orang anak.
Kisah Petrus dan Catherine ini pun dikenang sebagai kisah cinta yang tak memandang fisik karena kecantikan yang sesungguhnya berada dalam hati. Petrus sendiri merupakan pria asal Tenerife, Spanyol yang lahir pada 1537. Karena penyakit langka, tubuhnya dilapisi kulit tebal dan bulu bagaikan jelmaan serigala.
Penyakit itu kini dikenal sebagai “werewolf syndrome” atau hypertrichosis. Di abad pertengahan, penyakit itu hanya dialami oleh 50 orang sedunia dan Petrus adalah orang pertama. Tak heran jika ia mengalami diskriminasi luar biasa. Saat berusia 10 tahun, Petrus bahkan dijadikan hadiah untuk pengangkatan Henry II dari Prancis.
Sang Raja yang sempat ngeri saat melihat Petrus pun akhirnya luluh karena tingkahnya yang sopan. Ia akhirnya dirawat dan didik sebagai bangsawan. Karena kecerdasannya ia mampu menguasai tiga bahasa. Sayangnya, Raja Henry II tewas dan meninggalkan Ratu Catherine yang akhirnya menikah dengan Petrus pada 1573.
Kisah nyata inilah yang menjadi inspirasi Gabrielle-Suzanne de Villeneuve untuk menulis “La Belle et la Bete” pada tahun 1740, yang kini bisa kita saksikan lewat bioskop. (tom)