Sepak Terjang Band Indie Indonesia Tertuang dalam 5 Film Dokumenter Ini

Jenis film yang paling kita kenal adalah film fiksi. Sementara film dokumenter, yang isinya adalah rekaman kisah nyata tentang suatu peristiwa atau cerita sosok, memang agak jarang muncul, apalagi di bioskop. Tapi, film dokumenter itu sebenarnya tak kalah penting. Apalagi bagi para pelaku di scene musik. Film dokumenter bisa jadi â??monumenâ? riwayat perjalanan hidup band.

Film dokumenter, yang biasanya dibuat atas kemauan sendiri band, menjadi cara band untuk menunjukkan eksistensinya dengan caranya sendiri. Cara dan isi tiap dokumenter ini pun beda-beda, ada yang berisi gigs penting mereka dari awal karier; ada juga yang merekam konser-konser terakhirnya, dan ada juga yang menceritakan suatu konser tertentu atau proses perekaman album tertentu. Berikut ini adalah 5 film dokumenter tentang band indie Indonesia yang bisa kamu tonton, seperti dilansir dari Hai, Selasa (9/5/2017).

1. A Documentary of Mocca: Life Keeps on Turning

Poster film A Documentary of Mocca (HAI)

Tahun 2011 adalah tahun penting bagi Mocca. Pasalnya, sang vokalis, Arina, memilih ikut suaminya tinggal di Amerika Serikat. Di tahun ini pula mereka memutuskan untuk vakum sejenak. Film dokumenter ini berisi kumpulan rekaman video panggung-panggung terakhir Mocca, termasuk panggung rahasia mereka yang digelar di kampus Itenas, tempat Mocca pertama kali terbentuk.

2. Berdansa Bersama Shaggy Dog

Shaggydog sudah terbentuk sejak 1997. Mereka menjadi salah satu ikon musik Yogyakarta. Musiknya bahkan sudah mendunia. Perjalanan kariernya pun menarik untuk disimak. Memulainya dengan jalur indie, Shaggydog pernah mencicipi berkarya lewat major label. Namun akhirnya mereka memilih balik untuk indie lagi, bahkan sampai bikin label rekamannya sendiri. Di tahun ke-15, Shaggydog merilis dokumenter ini yang berisi kisah perjalanan karier mereka selama itu.

3. Marching Menuju Maut

Film ini dirilis pada ulang tahun band BRNDLS yang ke-12. Isinya adalah cerita perjalanan band mereka dari awal banget. Bahkan, sempat diceritakan ketika mereka masih memakai nama The Motive. Ada sejumlah wawancara dengan musisi-musisi Indie tentang BRNDLS.

4. We Will Bleed

Tak hanya berisi catatan sejarah terbentuknya band dan wawancara personel saja, film dokumenter sepanjang 90 menit ini juga menampilkan cerita dan testimoni dari para mantan personel. Film yang masa pembuatannya sampai 5 tahun ini dirilis ketika usia band sudah 17 tahun. Salah satu misi lain dari film dokumenter ini adalah untuk mengenang almarhum Ivan Scumbag yang pernah menjadi vokalis Burgerkill.

5. Siar, Daur, Baur

Efek Rumah Kaca adalah band yang tak hanya produktif, tetapi juga dinamis, terutama di urusan formasi. Yang paling mengejutkan adalah ketika Efek Rumah Kaca bertranformasi menjadi Pandai Besi dengan anggota Cholil Mahmud (vokal, gitar), Akbar Bagus Sudibyo (drum) Poppie Airil (bass), Andi Sabarudin (gitar), Muhammad Asranur(piano), Agustinus Panji Mahardika (terompet), Irma Hidayana, Nastasha Abigail dan Monica Hapsari (vokal latar) yang membawakan lagu-lagu ERK dengan komposisi baru. Film dokumenter ini menggambarkan tranformasi ERK menjadi Pandai Besi itu. Film dengan durasi 80 menit ini juga menampilkan pertunjukan Pandai Besi dengan set studio Lokananta, Solo. (tom)

Written by Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.

Super Mirip, Inilah ‘Kembaran’ Pesepakbola Lionel Messi

5 Lagu Agnes Monica Paling Populer dan Sukses