5 Orang Paling Gila Belanja yang Tercatat Sejarah

Kebiasaan belanja ternyata sudah pernah dilakukan dari zaman dahulu kala. Beberapa orang bahkan ada yang melakukan hal ini hingga di luar batas. Mereka rela menghabiskan uang dalam jumlah yang sangat banyak untuk barang yang mereka inginkan. Berikut adalah 5 orang paling gila belanja yang tercatat dalam sejarah, seperti dilansir jadiBerita dari NYMag, Selasa (6/6/2017).

1. Imelda Marcos

Imelda Marcos (Rappler)

Imelda Marcos merupakan istri dari Ferdinand Marcos, yang merupakan presiden ke-10 Filipina. Walaupun mampu menduduki posisi sebagai salah satu orang paling penting di Filipina dan bertanggung jawab atas hajat hidup orang banyak, kebiasaan hidup mewahnya justru tidak hilang dari dirinya.

Cerita belanja paling legendaris adalah ketika ia berlibur ke Roma, New York dan Kopenhagen pada 1983. Dalam perjalanan 90 hari tersebut ia menghabiskan uang USD 7 juta (sekitar Rp 98 miliar) untuk berbelanja.

Di New York, ia menghabiskan USD 3 juta (sekitar Rp 42 miliar) untuk membeli perhiasan mewah dan mobil limosin. Di Roma, ia membeli lukisan Michelangelo seharga USD 3,5 juta (sekitar Rp 49 miliar). Dikabarkan, ia bahkan pernah membeli gedung pencakar langit ketika berkunjung ke New York.

Mantan ibu negara ini memiliki koleksi sepatu hampir 3 ribu pasang. Koleksi legendaris sepatu Imelda menjadi perhatian dunia karena dianggap sebagai simbol gaya hidup mewah keluarga Marcos di saat banyak rakyat Filipina yang hidup miskin.

2. Mary Todd Lincoln

Mary Todd Lincoln (Theairspace)

Mary adalah istri dari Abraham Lincoln, Presiden Amerika Serikat yang berjasa dalam menghapuskan perbudakan. Namun berbeda dengan suaminya, Mary justru memiliki kebiasaan belanja yang di luar batas. Dalam waktu satu tahun setelah ia duduk sebagai ibu negara, Mary telah menghabiskan anggaran belanja negara selama empat tahun untuk merenovasi Gedung Putih. Setengahnya, dia gunakan untuk membeli porselen mewah dan wallpaper Prancis.

Akibat ulahnya, Mary pun terjerat utang sehingga harus menjual berbagai furnitur Gedung Putih. Namun setelah kejadian itu ia bahkan tidak berhenti berbelanja. Ia membeli gaun senilai USD 2 ribu (sekitar Rp 28 juta) dan tiga ratus pasang sarung tangan.

3. William Randolph Hearst

William Randolph Hearst (Alchetron)

Setelah ibunya meninggal karena epidemik flu pada tahun 1919, Hearst pun diwarisi kekayaan mencapai USD 11 juta (sekitar Rp 154 miliar). Ia kemudian menggunakan uang tersebut untuk membeli 28 surat kabar terkemuka dan 18 perusahaan majalah. Dengan begini, ia sukses menguasai jaringan media terbesar di dunia dan melipatgandakan kekayaannya hingga 10 kali.

Namun, kekayaan tersebut justru digunakan untuk membeli barang yang tidak penting. Hearts menghabiskan jutaan dolar untuk menghias peternakan keluarganya di California dan mengubahnya menjadi arsitektur Gothic dengan 56 kamar tidur, 61 kamar mandi dan 19 ruang keluarga. Gedung ini juga dihias dan dilengkapi dengan 155 vas Yunani kuno, patung Mesir, sebuah bioskop dan kebun binatang pribadi.

4. Evalyn Walsh McLean

Evalyn Walsh McLean (Vanidades)

Evalyn merupakan istri miliarder Edward McLean pemilik perusahaan surat kabar Washington Post. Pasangan ini menikah pada tahun 1908 dan memutuskan untuk berbulan madu di Eropa. Dalam perjalanannya tersebut, Evalyn dikabarkan untuk menghabiskan lebih dari USD 200 ribu (sekitar Rp 2,8 miliar).

Uang tersebut sebagian besar dihabiskan untuk membeli perhiasan dan berlian. Pada satu waktu, Evelyn juga dikabarkan melakukan belanja dari kursi penumpang mobil Rolls Royce miliknya. Ia meminta pemilik toko untuk membawakan barang padanya.

5. Gerd Heidemann

Gerd Heidemann (Tages-Anzeiger)

Gerd Heidemann merupakan jurnalis yang juga penggemar berat Nazi. Saking menggemari Hitler, dia sampai menjual rumahnya untuk membeli kapal yacht komandan Nazi Hermann Georing. Akibatnya, Heidemann terbelit hutang hingga dia menemukan 62 volume buku harian Adolf Hitler.

Heidemann meyakinkan majalah Jerman Barat, Stern, untuk membeli buku harian tersebut seharga USD 5 juta (sekitar Rp 70 miliar). Uang hasil penjualannya tersebut ternyata ia gunakan untuk membeli 2 vila di Spanyol, 2 mobil sports, perhiasan dan memorabilia Perang Dunia II. Hal itu tidak berlangsung lama setelah terbukti buku harian tersebut palsu dan Heidemann pun ditangkap pihak berwajib. (tom)

Written by Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.