Mengenal Suku Sasak di Lombok, Suku yang Pantang Berbohong

Indonesia adalah sebuah negara dan bangsa di dunia yang sangat kaya. Bukan saja kaya sumber daya alamnya, atau terutama kaya budayanya, kaya agamanya, kaya sukunya, kaya bahasanya, dan seterusnya. Salah satu suku di Indonesia yang terkenal dengan keunikan-keunikannya adalah kelompok masyarakat yang dikenal dengan nama Sasak. Suku ini ada di Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Kelompok masyarakat yang dikenal sebagai orang Sasak di Lombok, sesungguhnya merupakan campuran dari keturunan etnik Jawa sebagai etnik pokok dan beberapa keturunan etnik minor yang ada di Lombok dan di berbagai daerah lainnya dari luar Pulau Lombok.

Dilansir jadiBerita dari berbagai sumber, secara fisik, orang Sasak berkulit sawo matang dengan tinggi badan sedang. Rambut bervariasi mulai lurus, ikal tetapi tidak umum berambut keriting. Bentuk mata tidak bundar tetapi tidak juga masuk kategori sipit, sebuah perpaduan yang menghasilkan bentuk mata yang indah seperti buah almond. Demikian pula paras muka, sulit dibedakan dengan paras muka ras Melayu dan Jawa.

Suku Sasak (TribunTravel)

Secara sosial keagamaan, mayoritas orang Sasak beragama Islam atau Muslim. Orang Sasak sangat menjaga agar salatnya tetap tegak. Apa pun yang sedang dikerjakan, bila mendengar panggilan azan, maka akan bergegas pergi ke masjid-masjid yang banyak bertebaran dan mudah dijangkau.

Semangat membangun masjid di kalangan orang Sasak tak ada duanya. Ada pandangan bahwa, membangun masjid merupakan â??tiketâ? langsung untuk melaju ke surga. Sumbangan yang dikeluarkan bagi pembangunan sarana ibadah ini, dipandang sebagai investasi dengan ganjaran â??kebun akhiratâ?, begitu kira-kira pemahaman simpel masyarakat dalam perkara mendirikan masjid.

Pada konteks pergaulan, orang Sasak bersifat terbuka dan lugu. Dalam soal toleransi dalam bergaul, ada kecenderungan dilakukannya secara berlebihan. Ini terlihat jelas pada pilihan penggunaan (lebih banyak) bahasa Indonesia dalam percakapan antara sesama orang Sasak yang belum saling mengenal.

Tradisi Peresean Suku Sasak (Tamadrich)

Akibatnya, kaum pendatang tidak merasa perlu mempelajari bahasa Sasak, karena orang Sasak sendiri tidak gencar menggunakan bahasa daerahnya sendiri. Secara mencolok, hal ini terlihat di Kota Mataram yang plural, dimana di toko-toko, bahasa Mandarin digunakan dengan leluasa sebagai percakapan dagang pemilik toko, kendati pun di situ ada orang Sasak yang sedang berbelanja, dibiarkan saja terbengong-bengong mendengarkan.

Wataknya yang konsisten (Sasak: tindih) merupakan karakter lain orang Sasak. Mereka tidak cukup pandai dalam hal tipu daya. Kadang-kadang mereka tidak tahu bagaimana harus berbohong. Karena mereka sejak kecil tidak pernah diajar berbohong.

Kalau mereka sudah berbuat janji, janjinya dapat dipegang dan pernyataan-pernyataannya tidak mengandung kebohongan, walaupun tanpa berikrar atau bersumpah. Orang Sasak tidak mau bersumpah, apalagi mau bersumpah atas nama Allah hanya sekedar untuk menegaskan pernyataannya. Mereka jelas tidak akan pernah mau berbohong, karena berbohong justru akan merendahkan harkat dan martabat diri mereka sendiri.

Jika kamu membutuhkan seseorang yang bisa dipercaya, mungkin kamu perlu berkenalan dengan orang dari suku Sasak. (tom)

Written by Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.

Hebat, Mahasiswi Cantik Indonesia Ini Berhasil Taklukkan 6 Puncak Tertinggi di Dunia

Kuliner Khas Indonesia dengan Nama Unik, dari Nasi Kucing Hingga Kue Dollar