Hafidin, 10 tahun, bocah yang tinggal di Desa Kebutuhjurang, Kecamatan Pagedongan, Kabupaten Banjarnegara menjadi perbincangan hangat di dunia maya.
Bukan tanpa sebab, Hafidin dikenal karena gigih membantu mencari nafkah orangtuanya. Hafidin tinggal bersama ibunya Biyah (40) dan kakeknya, Sumedi (82). Mereka tinggal di sebuah gubuk kecil pinjaman sanak keluarga di lereng pegunungan Banjarnegara.
Akses untuk ke rumah Hafidin cukup jauh dari perkotaan. Rumah yang ditinggalinya juga tepat di lereng bukit. Butuh waktu hampir satu jam dari Kota Banjarnegara untuk dapat singgah di rumah Hafidin.
Sesampainya di kampung halaman, hanya jalan setapak yang dapat dilaluinya. Jalan sepetak itu pula yang dipakai Hafidin untuk menerima upah dari para tetangga yang menyuruhnya membelikan sayur atau jajanan.
Keadaan itu dilakukan Hafidin karena Biyah, sang ibu, kini tak lagi dapat bekerja. Biyah menderita penyakit rematik di kaki kanannya. Sementara kakeknya Sumedi, sudah lanjut usia.
“Dimintai tolong, belikan jajan, kopi, sayur. Itu kalau sudah pulang sekolah,” kata bocah kelas V SDN1 Kebutuhjurang ini seperti dikutip dari Kompascom, Sabtu (16/9/2017).
Keluarga Hafidin termasuk kategori miskin. Mereka pun mendapat aneka program perlindungan sosial dari pemerintah seperti Kartu Indoensia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, hingga Program Keluarga Harapan (PKH).
Tiap bulan, keluarga Hafidin menerima bantuan beras hingga uang dari program itu. Meski mendapat bantuan rutin, Hafidin tetap mencari tambahan penghasilan. Setiap pulang sekolah, ia menerima perintah untuk membelikan aneka jajanan. “Sudah lama, diberi Rp 2 ribu,” kata dia.
Biyah, sang ibu menuturkan, kehidupannya sehari-hari banyak dibantu tetangga. Mereka umumnya merasa kasihan, sehingga berusaha membantu kehidupannya. Dia pun membantah bahwa Hafidin telah bekerja membantu perekonomian keluarganya.
Di sela waktu luang, dia hanya bermain dengan teman-teman sebayanya. Ketika diberi uang jajan ia merasa hal wajar. “Hafidin tidak bekerja. Masih kecil gitu mana bisa kerja,” katanya.
Kabar Hafidin yang bekerja keras menafkahi orangtuanya sempat terdengar di Istana. Presiden Jokowi bahkan telah memberi bantuan Rp 30 juta untuk keluarga Hafidin.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pun ikut menyambangi rumah Hafidin untuk mengecek kabar tersebut. Sesekali, tawa pecah di rumah beralaskan tanah seluas kurang lebih 5×8 meter itu. Seusai meninjau kondisi Hafidin dan keluarganya, Ganjar memastikan cerita tentang hidup Hafidin di lapangan tidak sedramatis sebagaimana berita di media.
Saat pertama kali membaca kabar Hafidin lima hari lalu, dia langsung memerintahkan tenaga kerja sosial kemasyarakatan (TKSK) Kecamatan Pagedongan untuk mengecek ke lokasi. “Bahwa rumahnya ambruk benar, tapi ternyata pemerintah juga sudah memberikan bermacam bantuan. Keluarga ini penerima PKH, KIS, dan KIP,” katanya.
“Jadi, daripada memberitakan dengan dramatis lebih baik apa adanya saja,” pintanya. (tom)