Cuma di Indonesia, Ada Pasar yang Pakai Bambu untuk Alat Pembayaran, Sudah Pernah ke Sini?

Hutomo Dwi

Pasar Papringan (Kompas)

Jika di Indonesia, sudah pasti segala transaksi yang terjadi dalam jual-beli menggunakan mata uang Indonesia, yaitu rupiah. Namun, ada satu tempat di Indonesia yang kegiatan jual-belinya nggak menggunakan rupiah, melainkan menggunakan bambu. Tempat itu adalah Pasar Papringan.

Pasar yang terletak di Dusun Ngadiprono Desa Ngadimulyo Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah tersebut terbilang melakukan transaksi jual-beli yang unik. Pasalnya, dalam pasar tersebut, alat pembayarannya adalah mata uang yang terbuat dari bambu berbentuk persegi panjang bernama Pring. Satu kepingan bambu atau Pring itu memiliki nilai setara dengan Rp 2 ribu. Kamu harus menukarkan uang kamu dengan kepingan bambu tersebut di tempat penukaran yang tersedia di dalam pasarnya.

Uang bambu di Pasar Papringan (Viral)

Keunikan lain dari pasar ini adalah Pasar Papringan hanya buka pada hari tertentu saja, yaitu Minggu Wage dan Pon saja. Jika kamu ingin mengunjungi pasar ini, pastikan kamu datang pada hari-hari tersebut.

Lalu, apa saja yang diperdagangkan di dalam Pasar Papringan ini? Di dalamnya sebagian besar berisikan pedagang yang menjajakan berbagai macam kuliner khas. Selain itu ada pula yang menjual hasil pertanian, hingga kerajinan produksi masyarakat setempat.

Tempat penukaran uang (Grid)

Jenis makanan khas di pasar papringan, di antaranya adalah nasi jagung mangut, jamu, dan dawet anget khas Ngadiprono. Ada juga beberapa nama makanan yang unik, seperti ngelemeng, ndas borok glanggem, dan lonthong mangut. Ngelemeng terbuat dari campuran ubi dan gula merah yang dimasukkan ke dalam batang bambu dan dimasak dengan cara dibakar. Sedangkan ndas borok glanggem dibuat dari campuran singkong, kelapa, garam, dan gula merah.

Sementara minuman yang dijual mulai kelapa muda, adon-adon coro, jamu dan lainnya. Sedangkan produk kerajinan yang bisa dibeli di pasar itu di antaranya topi dari bambu yang bentuknya mirip ‘ekrak’ namun ukuran kecil, radio dilapisi bahan kayu, dan bahkan ada sepeda yang sebagian rangka bodinya terbuat dari bahan bambu.

Pasar Papringan (Tribunnews)

Salah satu pedagang yang berjualan di pasar itu, Komariah, mengungkapkan ada sejumlah aturan bagi pedagang yang berjualan di Pasar Papringan. Misalnya adanya larangan pemakaian plastik dan sebagai penggantinya memakai besek. Pedagang juga dilarang memakai penyedap rasa atau Msg (monosodium glutamate).

“Pedagang diwajibkan memakai bahan-bahan yang ramah lingkungan dan sehat,” kata Komariah seraya menggoreng makanan memakai tungku berbahan bakar arang, seperti dikutip dari Tribunnewscom, Selasa (2/1/2018).

Kuliner Pasar Papringan (Grid)

Nah, begitulah wujud dari Pasar Papringan, pasar unik yang cuma ada di Indonesia. Apakah kamu penasaran ingin datang ke sini? Kalau penasaran, langsung saja datang ke Pasar Papringan di hari Minggu Wage dan Pon. (tom)

Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.