Sering Disebut, Sebenarnya dari Mana Asal Usul Kata Alay?

Ilustrasi alay (Muhammadabdizilikram)

Beberapa tahun belakangan ini muncul kata-kata baru yang sebelumnya nggak pernah digunakan jadi tren digunakan semua orang. Salah satunya adalah kata alay, yang mulai booming sejak tahun 2011 lalu seiring dengan boomingnya media sosial Facebook. Bahkan baru-baru ini kata alay semakin diperbincangkan karena adanya sindiran dari Deddy Corbuzier pada acara-acara alay yang makin menjamur.

Contoh penggunaan dari kata alay ini antara lain saat melihat orang dengan gaya kemayu dan norak, dibilang alay. Orang yang nongkrong ramai-ramai di food court sebuah mall, disebut alay juga. Lalu, sebenarnya dari mana asal kata alay ini?

Sebenarnya, kata alay nggak memiliki definisi atau sejarah yang jelas. Kata alay nggak tercantum dalam kamus besar bahasa apapun. Siapa yang memulai dan kapan mulai pakai kata alay ini juga nggak diketahui. Namun, ternyata dalam kalangan remaja, alay merupakan singkatan dari anak layangan. Anak layangan ini identik dengan anak yang rambutnya merah karena kebanyakan main layangan, kulitnya dekil, dan bau matahari. Biasanya taraf kehidupan anak-anak ini ada di level menengah ke bawah alias anak kampung. Makanya istilah alay-pun sampai sekarang sering dilekatkan ke anak kampungan.

Ilustrasi anak layangan (Twitter)

Filosofi dari layangan itu maksudnya adalah dia bergerak mengikuti arah angin dengan seseorang mengendalikan senarnya. Dengan kata lain, alay adalah kelompok orang yang selalu ingin mengikuti tren.

Mari mundur sejenak ke beberapa tahun yang lalu saat media sosial bernama Friendster mulai menguasai remaja Indonesia. Saat itu, tren menulis kalimat dengan huruf besar-kecil, bahkan dicampur angka menjadi sebuah tolak ukur keeksisan seseorang. Kalau nggak bisa nulis seperti itu, maka dia dicap nggak eksis dan nggak gaul.

Ada juga pendapat bahwa istilah alay ini merupakan sebutan bagi orang yang suka menyingkat SMS, karena zaman dulu sebelum ada aplikasi chat yang populer adalah SMS. SMS ini juga ditulis dengan cara yang bikin ‘sakit mata’, yaitu gabungan dari angka dan huruf besar serta kecil.

Tulisan alay (Facebook)

Selain anak layangan, beberapa singkatan lain yang bisa jadi asal usul alay ini adalah anak lebay dan anak layar. Anak lebay bisa dibilang alasannya mirip dengan anak layangan di atas. Lebay diartikan berlebihan, norak, dan nggak tahu malu. Sementara anak layar maksudnya anak-anak yang tumbuh atau berkembang berdasarkan apa yang dilihat di layar, seperti komputer, tablet, ponsel.

Para alay (kadang disebut alayers) itu juga suka terlibat dalam berbagai kegiatan yang bisa mendongkrak popularitas mereka. Pokoknya, nggak ada rasa malu selama bisa tetap gaul dan eksis. Golongan alayers selalu ingin mendapat perhatian dan simpati dari orang lain.

Semakin maraknya jejaring sosial online, intensitas alay seseorang tumbuh makin pesat. Orang-orang yang disebut alay ini biasanya juga selalu berusaha mengikuti tren fashion terbaru yang sedang hits. Meski yang sedang tren adalah barang yang mewah atau mahal, mereka tidak segan mencari barang tiruannya. Tujuannya hanya satu, yaitu untuk tetap up-to-date alias kekinian.

Ilustrasi alay (Jurnalpagi)

Itulah asal usul kata alay yang kini kembali diperbincangkan. Sebenarnya nggak perlu ada yang dipermasalahkan dari budaya alay ini, selama itu cuma sebatas selera orang dalam berpakaian, berbicara, mengirim pesan, atau hobi. Asal jangan sampai budaya alay ini menjurus ke sesuatu yang negatif, seperti mengganggu orang lain atau bahkan melakukan vandalisme. (tom)

Written by Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.

Jalan-jalan ke Ternate Belum Lengkap Jika Nggak Mengunjungi 5 Wisata Alam Menakjubkan Ini

Cobain Nasi Kentut yang Aroma dan Citarasanya Justru Malah Enak Banget…!