Berkunjung ke Desa Wae Rebo Flores yang Pemandangannya Seperti Negeri Dongeng

Desa Wae Rebo Flores (Foto: Instagram @ahmadyusup92)

Desa Wae Rebo Flores menjadi salah satu destinasi wisata seru bagi kamu yang mendambakan pemandangan indah dan alami di Flores, Nusa Tenggara Timur. Di artikel kali ini kita akan berkunjung ke sana dan mengetahui lebih banyak tentang negeri diatas awan Desa Wae Rebo Flores.

Desa ini sering mendapat julukan “kampung diatas awan” karena terletak di ketinggian 1200 meter diatas permukaan laut.  Walaupun letaknya yang sangat terpencil, namun sudah banyak wisatawan yang berkunjung ke tempat ini. Destinasi wisata yang satu ini berada di Flores, Nusa Tenggara Timur. Menurut data, kurang lebih sekitar ribuan wisatawan yang sudah berkunjung ke Desa Wae Rebo Flores ini setiap tahunnya. Sebagian wisatawan nya pun didominasi oleh wisatawan mancanegara yang kebanyakan berasal dari Eropa.

Lokasi Desa Wae Rebo

Desa diatas awan ini berada di bagian Desa Satar Lenda, Kecamatan Satarmase, Kabupaten Manggarai Barat, Flores. Disini, antara satu desa dengan desa lainnya berjauhan dan dipisahkan oleh lembah diantara bukit-bukit yang tertutupi kabut di ujung pohonnya. Dusun Wae Rebo sendiri terbilang sangat terpencil dan banyak warga desa di kecamatan yang sama masih kurang mengetahui tentang keberadaan Wae Rebo.

BACA JUGA: Ini 5 Desa Unik yang Cuma Ada di Indonesia

Perjalanan menuju Desa Wae Rebo

Untuk menuju ke tempat ini mungkin akan sangat menyusahkan. Anda dapat memulai perjalanan kamu dari Labuan Bajo kemudian menuju Kota Ruteng dengan menaiki travel, biasanya untuk biaya travel sekitar Rp100.000. Setelah itu dari Kota Ruteng , kamu dapat menggunakan jasa ojek menuju Desa Denge dengan biaya Rp150.000.

Nah untuk mencapai Desa Wae Rebo saat ini belum ada alat transportasi yang dapat digunakan. Sehingga kamu harus berjalan kaki selama 5 jam dari Desa Denge menuju ke Wae Rebo. Sehingga total waktu perjalanan dari Labuan Bajo menuju Desa Wae Rebo bisa mencapai 13 jam.

Sebaiknya pastikan tubuh kamu sangat sehat sebelum datang ke desa ini. Mengapa? Karena jalan treking yang dilalui sangat susah. Anda harus melewati bukit dan hutan. Bagi kamu yang memang terbiasa mendaki mungkin menjadi hal biasa, namun untuk kamu yang tidak pernah akan menjadi kesulitan tersendiri. Anda juga dapat menyewa jasa porter jika dirasa barang-barang yang kamu bawa terasa berat. Anda cukup membayar jasa porter sekitar Rp 200.000.

Keunikan Desa Wae Rebo

Desa Wae Rebo Flores
Desa Wae Rebo Flores (Foto: Instagram @dhahnial)
Desa Wae Rebo Flores
Desa Wae Rebo Flores (Foto: Instagram @hendriwlsss)

Tidak hanya terkenal dengan sebutan desa diatas awan. Namun di Desa Wae Rebo sendiri terdapat rumah Mbaru Niang yaitu rumah tradisional flores yang masih tersisa dan itu hanya akan kamu dapatkan di Desa Wae Rebo. Mbaru Niang sendiri sudah dinyatakan punah di awal tahun 70-an karena pada saat itu pemerintah mengkampanyekan agar masyarakat pegunungan pindah ke daerah dataran rendah. Oleh sebab itu, UNESCO memberikan penghargaan kepada Mbaru Niang di Desa Wae Rebo ini karena dianggap melestarikan budaya yang masih tersisa.

Selain itu ada tradisi khusus yang kamu harus ikuti ketika sampai di Desa Wae Rebo. Bagi kamu wisatawan wajib mengikuti upacara waelu sebagai upacara penyambutan kedatangan kamu ke desa ini. Anda juga dilarang mengambil foto sebelum kamu mengikuti upacara ini. Konon katanya bagi yang melanggar akan ada gangguan atau halangan selama berada di desa tersebut.

Bagi kamu yang ingin menginap di desa ini, kamu dapat menyewa rumah adat Mbaru Niang disana. Untuk semalamnya kamu dikenakan biaya Rp325.000 dan sudah termasuk 3 kali makan. Sedangkan kamu yang tidak ingin menginap, kamu akan dikenakan biaya sekitar Rp200.000 per orang.

Bagi kamu yang memang tertarik mengunjungi Desa Wae Rebo Flores ini, kamu harus persiapkan dengan matang baik biaya dan fisik kamu. Selain itu dengan mengajak teman dan keluarga, kamu akan merasakan sensasi berlibur yang beda dari biasanya. (jow)

BACA JUGA: Mengenal Lebih Dekat Desa Wae Rebo NTT, Keindahannya Jadi Berita Dunia

Written by Alfath

Journalist at Weekend @jdbrta