Hutomo Dwi
Jika Anda pernah membeli buku Iqro, maka Anda akan melihat sosok kakek yang berada di sampul buku tersebut. Siapakah sosok kakek tersebut?
Beliau adalah K.H. Asâ??ad Humam. Beliau lahir pada tahun 1933 dan sudah mengalami cacat fisik semenjak remaja, yaitu pengapuran tulang belakang, dan harus menjalani perawatan di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta selama satu setengah tahun. Penyakit inilah yang dikemudian hari membuat Asâ??ad Humam tak mampu bergerak secara leluasa sepanjang hidupnya. Hal ini dikarenakan sekujur tubuhnya mengejang dan sulit untuk dibungkukkan.
Dikutip dari Habaget, Kamis (6/3/2014), dalam kesehariannya, salatnya pun harus dilakukan dengan duduk lurus, tanpa bisa melakukan posisi rukuk ataupun sujud. Bahkan untuk menengok pun harus membalikkan seluruh tubuhnya. Beliau juga bukan seorang akademisi atau kalangan terdidik lulusan Pesantren atau Sekolah Tinggi Islam, beliau hanya lulusan kelas 2 Madrasah Mualimin Muhammadiyah Yogyakarta (Setingkat SMP).
Nama asli dari K.H. Asâ??ad Humam hanyalah Asâ??ad saja, sedangkan nama Humam yang diletakkan dibelakang adalah nama ayahnya, H Humam Siradj. Beliau adalah anak kedua dari 7 bersaudara, yang kesemuanya tidak ada yang menjadi Pegawai Negeri Sipil alias PNS karena mereka semua berwiraswasta. K.H. Asâ??ad Humam berprofesi sebagai pedagang barang imitasi di pasar Bringharjo, Yogyakarta.
Beliau meninggal pada awal Februari tahun 1996 dalam usia 63 tahun. Meskipun beliau telah meninggal dunia, ilmu yang beliau wariskan bisa menambah kebaikan bagi beliau di sisi Allah SWT. (tom)
