Pihak berwenang Tiongkok berhasil memergoki seorang siswa dan mengamankan sejumlah alat yang diduga kuat digunakan untuk mencontek. Hebatnya, contekan yang digunakan oleh siswa dalam mengikuti ujian masuk universitas di Jinlin, Jiangsu, Provinsi Guangdong, Tiongkok tersebut bukan berupa kertas jawaban, melainkan gadget canggih ala James Bond.
Dilansir dari Daily Mail, Minggu (15/6/2014), siswa tersebut menggunakan rompi yang sudah dimodifikasi, yang di bagian dalamnya terpasang radio untuk berkomunikasi dengan seseorang yang berada di luar ruang ujian. Seseorang yang berada di luar ruang ujian tersebut kemudian membantu untuk mencarikan jawaban yang ingin diketahui oleh siswa yang mengikuti ujian.
Tak hanya itu, sang siswa juga menggunakan alat canggih lainnya, seperti pulpen dan jam tangan yang bisa berubah fungsi menjadi sebuah kamera untuk mengambil gambar kertas ujian. Gambar itu akan dikirim dengan antena tembaga yang dijahit pada bajunya kepada seseorang yang duduk di lorong aula. Jawaban akan dikirim ke perangkat yang sama. Bahkan orang yang membantu ujian juga bisa “membisikkan” jawaban dari sebuah perangkat yang dipasangkan di telinga siswa itu.
Ujian tersebut, yang dikenal dengan nama “Gaokao”, berlangsung pada tanggal 7 dan 8 Juni kemarin, dan diikuti oleh sekitar 9,5 juta siswa yang berharap bisa memasuki universitas negeri di negaranya. Pendidikan sangat dijunjung tinggi di Tiongkok, sehingga tak heran jika banyak siswa yang nekat berbuat kecurangan agar bisa masuk perguruan tinggi, karena mereka pikir mereka akan dihukum jika gagal masuk perguruan tinggi.
Dengan terbongkarnya kasus ini, polisi dari Provinsi Hubei, Shandong, dan Heibei berhasil menangkap kelompok kriminal yang sering membantu siswa tingkat akhir dalam ujian masuk perguruan tinggi nasional.
“Pendidik dan polisi berwenang akan terus menyelidiki kasus ini, termasuk pencurian dan penjualan kertas ujian. Kami juga akan mencari informasi siapa yang menyediakan peralatan canggih ini untuk menyontek,” kata juru bicara dari Departemen Pendidikan.
Meskipun siswa tersebut gagal dalam pendidikan, paling tidak dirinya berhasil menjadi seorang mata-mata, layaknya Agen 007 alias James Bond. (tom)
