STORY: Pencarian Cinta Sejatiku yang Hancur Berantakan

Cerita ini bisa dibilang pahit dalam hidup wanita bernama Indira. Pasalnya, Indi melakukan hal terbodoh hanya untuk seseorang yang tak pernah mencintainya.

Singkat cerita, Indi rela menyerahkan kehormatannya untuk pria yang saat itu pernah dekat dengannya. “Kalau ada orang yang sayang sama saya dan perhatian ke saya, saya tuh rela melakukan apa aja untuk menyenangkan dia balik, agar kasih sayang itu tetap buat saya,” ujar Indi.

Ia melakukan hal itu agar pria itu bisa senang setiap berada didekatnya. Di dalam hidupnya, Indi tak merasakan kedamaian. Pasalnya, kedua orangtuaknya seringkali bertengkar.

“Nggak ada keharmonisan di rumah. Mereka tuh ga mentingin perasaan sayalah. Yang penting ingin egonya masing-masing.” imbuh Indi, seperti dilansir jawaban.com, Senin (7/7/2014).

Namun, saat tahu bahwa dirinya hamil, Indi pernah mencoba menghubungi pria yang membuatnya hamil. “Saya berpikir pada saat itu, memang sih saya hamil oleh dia, tapi melihat segala keburukan dan tingkah lakunya, saya nggak mau ambil resiko lebih parah lagi.” lanjutnya.

Indi pun berniat berhenti sekolah dan mau membesarkan anaknya. “Karena saya berpikir, karena saya yang berdosa, masa saya (masih) mau mengorbankan anak saya yang tidak tahu apa-apa ini.” urainya.

“Aku tuh nakal karena pengen cari perhatian. Aku tuh nakal karena pengen nutupin semua lukanya aku. Kayaknya nggak ada orang yang benar-benar tulus, sayang sama aku. Waktu itu lingkungan benar-benar tidak mendukung. Ya kakak, semua keluarga, lingkungan sekolah. Itu ga ada yang mendukung. Jadi bisa dibilang aku stress, stress berat. Jadi aku meninggalkan Manado dan pergi ke Jakarta.” tandas Indi.

Setelah di Jakarta dan melahirkan anaknya bernama Agata, Indi bertemu dengan mantan pacarnya. Mereka tidak pernah bertemu lagi semenjak SMP. Sampai akhirnya, mereka menjadi sepasang kekasih.

“Pada saat saya berpacaran sama dia, ya saya sangat senang. Saya pikir saya ini dapat suatu titik terang supaya saya jadi manusia yang lebih baik lagi. Apalagi juga karena orangnya juga baik dan mau nerima Agata, mau nerima aku apa adanya. Aku merasa senang gitu.” katanya.

Namun sayang, orangtua sang kekasih tidak menyetujuinya, terlebih ketika mereka mengetahui Indi sudah mempunyai anak. “Setelah saya tahu bahwa orangtuanya tidak setuju karena derajat saya, jadi saya melakukan segala upaya untuk menaikkan derajat saya. Saya akhirnya ambil keputusan untuk kuliah.” papar Indi.

Selain itu, mereka juga merencanakan pernikahan. Sayangnya karena sama-sama masih kuliah, mereka kekurangan uang. “Dia sampai stress sendiri, dan akhirnya saya yang berusaha cari uang untuk kita bisa menikah. Saya pikir, menikah dengan kamu adalah satu-satunya cara untuk mengubah hidup saya jadi lebih baik. Jadi akhirnya saya lakukan apapun buat kamu untuk saya bisa menikah dengan kamu.” urainya.

Demi mewujudkan impiannya, Indi pun nekat menjual dirinya. “Waktu saya melakukan hal itu, saya benar-benar hancur. Justru di seluruh kehidupan saya dari saya kecil sampai saat itu. Ini bukan pernikahan yang saya mau. Justru saya mau menikah itu untuk jadi bener, bukan begini,” tuturnya/

Pasca menikah, Indi menemukan bahwa gelagat suaminya berubah menjadi aneh, termasuk juga tagihan-tagihan yang datang. “Masa dia nonton sendiri tapi tagihan (kartu kredit)nya dua orang? Nggak mungkin kan? Dari situ saya juga lihat tagihan-tagihan restoran di kartu kredit. Saya juga lihat tagihan telepon. Dari situ banyak, ada 3 nomor yang banyak (sering dihubungi, red). Saya pura-pura salah sambung. Saya telepon tiga-tiganya, yang terakhir itu cewek.” pungkasnya.

Akhirnya, Indi meminta bantuan sepupunya untuk mengikuti sang suami. “Saya berhenti di depan mobil dia persis, saya pergokin. Ternyata dia sedang megang dada cewek itu. Saya cuma bisa menjerit di batin, dan jedotin kepala saya.” jelasnya.

Saat tengah mempersiapkan kepindahannya, Indi menemukan Alkitab yang di dalamnya terdapat formulir. Ternyata formulir itu menyatakan komitmen jemaat untuk berpuasa dan untuk terus berkomunikasi pada Tuhan di hari yang sudah dicentang.

”Ada sebuah formulir dari gereja, di situ ada harinya. Hari Senin sampai Minggu. Saya nggak tahu nih, karena terlambat. Akhirnya saya centang tuh semua. Waktu saya ngisi itu, dalam hati sempat terpikir gini, “Ya, gue udah isi semua hari lagi, gitu kan. Empat puluh hari lumayan nih. Gimana ya?” Tapi ga tahu kenapa di dalam hati tuh lakukan saja. Apa salahnya saya coba untuk berpuasa setiap hari itu. Toh dari jam 10 malam sampai jam 2 siang aja dan lima menit sediakan waktu untuk berdoa. Ada pokok-pokok doanya di situ. Jadi saya coba lakukan itu.” ujarnya.

Setelah ia menjalani semua aturan yang terdapat dalam Alkitab, dirinya merasa tenang seolah tanpa beban. Indi sadar bahwa ia telah melakukan kesalahan yang besar di masa lalu. Kini, ia pun akan belajar menjadi pribadi yang lebih baik dengan menjalani perintah Tuhan.

“Saya akui saya banyak membuat keputusan yang salah di masa lalu saya, karena saya belum mengenal Yesus itu sendiri dan belum mengenal kebenaran itu. Terutama keputusan saya untuk bercerai. Tapi saat ini, saya sudah serahkan masa depan saya ke dalam tangan Tuhan karena saya yakin, ketika saya berserah penuh pada Yesus, Yesus memberikan saya pengharapan yang indah.” imbuhnya.

“Harmonis yang saya dambakan, sekarang bisa saya ciptakan untuk anak-anak saya. Karena sosok pribadi Yesus ini. Secara manusia, saya nggak mungkin bisa mengampuni tapi karena kasih Yesus yang mengangkat semuanya, dan saya mau belajar mengenal Yesus sehingga saya juga belajar menerima orang walaupun mereka sudah nyakitin saya.” tutup Indi. (nha)

Written by Janah

Simple Girl

Rasakan Pedasnya Menu Ikan Bakar Rica-rica

Mekah dan Madinah Punya Minuman Khas Arab