Don't be Captious

STORY: Meski Dicaci, Wanita AS Ini Mantap Berhijab

Janah
Janah
Simple Girl
- Advertisement -

Wanita asal Amerika Serikat (AS) bernama Amanda terus mendapat kritikan saat dirinya memutuskan berhijab. Meski terus dicaci oleh warga AS, Amanda tak peduli lantaran ia merasa nyaman ketika mengenakan jilbab.

â??Saya kenakan jilbab bukan bermaksud mengeksplorasi kehidupan Muslim. Saya telah membuat keputusan permanen guna menutupi wajah dan tangan, dan saya menyukainya,â? ujar Amanda, seperti dilansir Muslimvillage, Jumat (11/7/2014).

Selama ini, Amanda tinggal di Sacramento, California. Wanita cantik ini lulusan, universitas of Utah, untuk kajian Internasional dan Arab. Ketika kuliah, Amanda mulai berinteraksi dengan teman-teman keturunan Arab yang sebagian dari mereka berjilbab.

â??Ketika saya masih muda, saya menemukan jilbab untuk tampil cantik. Sayangnya, banyak mitos tentang jilbab yang membuatku gentar. Awalnya memang saya berpikir itu wujud penindasan terhadap perempuan,â? kata dia.

Pada waktu bersamaan, sejumlah temannya di kampus, mulai membicarakan soal Muslimah berjilbab. Banyak pemikiran negatif yang muncul. Ia pun mengalami hal itu ketika semasa mengenyam pendidikan sekolah menengah. â??Awalnya saya berpikir itu hak mereka. Saya tidak punya kemampuan menghentikan mereka,â? lanjutnya.

Awalnya, Amanda merasa emosi ketika ada seseorang yang menatapnya dengan buruk. Namun, segalanya berubah ketika ia berteman dengan Muslimah berjilbab di sekolah. Kesan yang didapat Amanda sangat positif.

Sontak, Amanda pun mulai meneliti tentang jilbab. Melalui jejaring sosial Youtube, ia banyak mendapat informasi itu. â??Semakin saya melihat, semakin saya terkesan. Bagaimana Muslimah berjilbab memancarkan keanggunan. Saya ingin seperti mereka, bahkan saya mulai bermimpi tentang hal itu,â? paparnya.

Pada titik itu, Amanda kian yakin mengenakan jilbab. Namun, ia khawatir umat Islam tersinggung dengan niatan untuk berhijab. Amanda baru merasa lega ketika umat Islam tidak merasa tersinggung.

Setelah yakin, Amanda pun mengenakan jilbab. Meski mulai nyaman, ia masih memikirkan perasaan umat Islam. Untuk itulah, ia meninggalkan Yordania. Tiba di AS, Amanda merasa bahagia lantaran sambutan masyarakat AS terhadap jilbabnya sangat baik.

â??Beberapa mengatakan kepada saya, bahwa saya telah menghormati budaya mereka. Ini yang membuat hati saya tenang. Mereka memberiku kekuatan ketika saya harus berhadapan dengan mata yang melotot,â? imbuh Amanda.

Memang, selama ia mengenakan jilbab masih ada yang menatapnya dengan buruk. Tapi Amanda sangat siap dengan semua konsekuensi tersebut. â??Yang dapat saya pahami,. Tubuh ini hak saya. Dan saya akan berterima kasih kepada Muslimah yang mengajarkan itu padaku,â? tutupnya. (nha)

- Advertisement -

Latest article