Ngeri, Ada Tradisi Buang Bayi di Ethiopia

Bayi yang baru lahir di beberapa tempat di dunia ini terkadang diadakan upacara khusus agar bayi itu tumbuh menjadi anak yang baik dan patuh pada orangtua. Namun tidak demikian halnya di Ethiopia, Afrika. Di negara tersebut, ada tradisi yang cukup mengerikan, dan bisa dibilang kejam, karena bayi yang lahir kemudian dibuang.

Bayi yang dibuang itu hanyalah bayi yang dianggap Mingi (pembawa sial), meski demikian, tetap saja penduduk negara ini menganggap tradisi ini adalah tradisi yang cukup kejam. Saat ketua adat menyatakan seorang bayi sebagai bayi Mingi, maka bayi itu harus segera dibunuh. Cara membunuh bayi ini juga dapat dibilang kejam. Bayi itu akan ditinggalkan sendirian di rawa-rawa hingga meninggal karena kelaparan atau dimakan oleh binatang buas. Kadang cara yang lebih mengerikan adalah melempar bayi atau anak-anak ke sungai yang penuh buaya.

Tradisi kejam tersebut masih berlangsung hingga kini. Dilansir dari Daily Mail, Jumat (18/7/2014), setidaknya ada 300 bayi yang meninggal sia-sia karena dianggap Mingi. Salah satu ibu yang anaknya harus dibunuh karena dianggap Mingi adalah Buko Balguda. Wanita berusia 45 tahun itu hanya bisa pasrah saat ketua suku menjatuhkan vonis kalau anaknya itu adalah Mingi dan harus dibunuh. Tidak tanggung-tanggung, bayi milik Buko itu berjumlah 15 orang, dan semuanya harus dibunuh.

“Saya memiliki tujuh bayi laki-laki dan delapan bayi perempuan. Di masa itu, tradisi suku kami masih sangat keras. Saya menghormati tradisi ini, sehingga membiarkan mereka membunuh anak-anak saya,” ujar Buko. Namun sekarang, Buko menganggap tradisi ini tidak sepantasnya dipertahankan. “Dulu saya menuruti kemauan kepala suku karena tidak punya pilihan. Namun sekarang, setiap kali melihat wanita melahirkan dan memberikan susu untuk bayinya, saya sangat menyesal. Saya merasa kesepian. Tidak ada anak yang ada di sisi saya,” kata Buko.

Selain Buko, masih banyak penduduk suku di Ethiopia yang menganggap tradisi ini sangat kejam. Beberapa bayi yang dianggap Mingi adalah bayi yang lahir tanpa izin ketua adat, bayi kembar, bayi dengan cacat fisik, bayi yang gigi pertamanya tumbuh di rahang atas (berlaku juga untuk anak-anak yang gigi susunya lepas), serta anak yang lahir dari ayah yang tidak berhasil melakukan tradisi lompat kerbau sebelum menikah.

Walaupun pemerintah Ethiopia sudah melarang tradisi ini, masih ditemukan ritual yang sama. Beberapa ketua adat juga sepakat bahwa tradisi ini tidak perlu diteruskan. Namun masih ada suku-suku yang mempertahankan tradisi Mingi, diperkirakan setiap tahun 300 bayi meninggal sia-sia karena dianggap membawa sial. Menanggapi hal ini, telah banyak lembaga sosial dan panti asuhan mau menampung anak-anak yang dianggap Mingi dan membesarkan mereka. (tom)

Written by Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.

STORY: Akibat Tak Diberi Makan Sebulan, Ibu Ini Mati Kelaparan

Sambut Lebaran, Film Horor Kamar 207 Siap Rilis