Don't be Captious

STORY: Wang Xiaobing, Sang Pekerja Keras Tanpa Kaki

Hutomo Dwi
Hutomo Dwi
Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.

Bagi beberapa orang, saudara-saudara kita yang memiliki keterbatasan fisik dianggap tidak mampu melakukan hal-hal yang biasa dilakukan oleh orang dengan fisik normal. Meski demikian, sebenarnya mereka sama dengan orang normal. Masih ada beberapa di antara mereka yang ingin bekerja keras tanpa meminta-minta. Salah satunya adalah pria asal Tiongkok bernama Wang Xiaobing.

Dilansir oleh chinasmack.com, Senin (4/8/2014), pria ini tinggal di desa Xiyulin, provinsi Hebei Zhangjiakou, Tiongkok. Wang Xiaobing berusia 33 tahun dan menjadi salah satu pria inspiratif dari negara tirai bambu tersebut. Walau memiliki kekurangan fisik, Wang tetap bekerja keras untuk menghidupi dirinya dan keluarganya. Keterbatasan fisik tidak membuatnya bekerja setengah-setengah di sebuah peternakan.

Saat lahir, Wang memiliki tubuh yang lengkap dan normal layaknya orang biasa. Namun ketika berusia 7 tahun, pria tersebut mengalami kecelakaan dan harus menerima kenyataan bahwa kedua kakinya diamputasi. Meski terlahir di keluarga miskin dan tidak memiliki pendidikan tinggi, kemauan keras Wang untuk mandiri dan bekerja dari hasil keringatnya sendiri tak terhalang keterbatasan fisik.

Wang bekerja tanpa merasa terbebani dengan kekurangan fisiknya. Banyak pekerjaan sudah dia lakukan, mulai dari memperbaiki sepatu, memperbaiki kunci, membuat kunci dan pekerjaan lainnya. Hingga di tahun 2011, pegawai desa meminta Wang untuk bekerja di peternakan domba. Wang menyanggupi hal itu dan bekerja giat di sana. Warga desa bahkan menjuluki Wang sebagai “pria tanpa kaki yang sangat tangguh”.

Memiliki kekurangan fisik juga tak menghalangi Wang untuk menjalin cinta. Dirinya bertemu dengan Li Chengmei pada tahun 2008 dan akhirnya memutuskan untuk menikah. Saat ini, pasangan Wang dan istrinya telah memiliki anak laki-laki berusia 5 tahun. Karena sang istri bekerja di Beijing, Wang sering menjaga anaknya, mulai dari memakaikan baju hingga memasak. Kadang anaknya ikut melihat Wang bekerja di peternakan.

Semua dilakukan Wang tanpa mengeluh dan menjadi bukti bahwa kekurangan fisik bukanlah hambatan. Setiap orang bisa menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain. Wang beranggapan bahwa lebih baik dia menafkahi keluarganya dengan hasil keringat sendiri, ketimbang meminta belas kasihan orang lain.

Semoga kisah ini bisa bermanfaat dan memotivasi Anda untuk lebih bekerja lebih giat lagi demi keluarga yang Anda sayangi. (tom)

- Advertisement -

Latest article