STORY: Perjuangan Si Buruh Pabrik yang Sukses Jadi Wanita Kaya

Janah

Seorang wanita bernama Zhang Xin kini hidupnya terbilang sukses dan serba kecukupan. Padahal dulunya, ia hanya berprofesi sebagai buruh pabrik. Tentunya, kesuksesan Zhang tak didapat dari berdiam diri saja. Ia begitu bekerja keras demi menopang hidupnya. Dilansir Vivanews, Senin (4/8/2014), saat remaja, Zhang menghabiskan waktunya selama 12 jam untuk bekerja di pabrik Hong Kong.

Dari hasil kerjanya, Zhang pun dapat mengumpulkan uang sendiri. Ketika uangnya dinilai cukup untuk membiayai hidupnya, Zhang pun memutuskan hijrah ke Inggris kala usia 20 tahun. Ia mendapatkan bea siswa di Sussex. Kemudian, dia melanjutkan di Cambridge untuk menyelesaikan gelar master.

Setelah menyelesaikan pendidikannya, Zhang akhirnya bisa membangun rumah mewah di kota Beijing. Belum lama ini, majalah Forbes menobatkan Zhang sebagai salah satu wanita terkaya di dunia. Tercatat, Zhang memiliki kekayaan US$2 miliar atau sekitar Rp18 triliun.

Di bawah bendera SOHO, Zhang berhasil membangun kerajaan bisnis properti bersama suaminya. Ia sukses mengubah rumah beton kotor menjadi gedung yang indah dan futuristik. â??Pembangunan ini bertahap dan begitu lama,â? kata dia kepada The Sunday Telegraph.

â??Saya teringat ketika kami sedang berjuang membayar gaji dan tagihan. Bagaimana pun perusahaan harus terus bergerak meskipun dengan utang. Dengan kontrol biaya yang ketat, kami pun secara bertahap bisa mendapat keuntungan.â? lanjut Zhang.

Meski telah sukses, dia tidak mau memamerkan kekayaannya. Bahkan, Zhang tetap mempertahankan sikap hemat. Zhang lahir di China. Ia tumbuh dewasa selama paruh kedua dari Revolusi Kebudayaan (1966-1976). Dia merupakan putri generasi ketiga imigran Tionghoa yang pindah ke Burma dan kembali lagi ke Beijing pada 1950.

Saat itu, Zhang mengaku bahwa Beijing adalah kota muram. â??Bangunan-bangunan itu kelabu, semua orang berpakaian abu-abu. Kami tidak pernah melihat langit. Tidak ada gagasan dari langit biru untuk sebuah kemakmuran,â? ucapnya.

â??Semua orang berpakaian sama, makan sama, perbedaan antara satu orang dengan lain sangat kecil. Mungkin sama seperti perbedaan satu rambut dengan rambut lain di kepala Anda,â? imbuh Zhang.

Bekerja sebagai buruh pabrik di Hong Kong baginya tidak jauh lebih baik. Namun, setelah pindah ke Inggris, Zhang mendapat gelar master ekonomi pembangunan dan memperoleh pekerjaan pertamanya di Goldman Sachs.

Pada 1994, Zhang kembali ke China. Kala itu, Zhang mencoba berbisnis properti bersama Pan Shiyi yang kini menjadi suaminya. Zhang memulai bisnisnya pada 2007. Hingga saat ini, bisnis yang ditekuni Zhang tergolong sukses dan maju. (nha)

Bagikan:

Janah

Simple Girl