STORY: Awalnya Kenek Bus Kini Jadi Direktur

Tiada yang mengira Rudi Chandra bisa menjadi seorang Direktur Perusahaan Dagang Hiber Jaya, jabatan yang diperolehnya kini tidaklah mudah. Sebelum menjadi seorang direktur Rudi sempat merasakan bagaimana menjadi seorang kenek bus.

Rudi Chandra (43), lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. Pada tahun 1990, Rudi merantau ke Jakarta, Ia tinggal di rumah pamannya di Kampung Pulo, Jakarta Timur. Selama bertahan hidup di ibu kota, Rudi bekerja serabutan. Rudi menjalani pekerjaan apa saja mulai dari kenek bus, pedagang kaki lima hingga supir taksi.

Dikutip dari kompas.com (Sabtu, 16/8/2014), pengalaman menjadi kenek bus Ia jalani rasakan selama tiga bulan. Paling susah jika sudah bertemu dengan preman atau pungli yang sudah bergelantungan dan minta uang secara paksa di dalam bus. Namun Rudi selalu mengalah dan tidak pernah baku hantam dengan para preman. Selama menjadi kenek, Rudi mendapat penghasilan sebesar Rp 5.000 per hari.

Selain itu, Rudi pun pernah menjadi supir metromini. Selama menjadi supir penghasilannya meningkat menjadi Rp 15.000 per hari. Walau berpenghasilan minim sehari-harinya, Rudi tidak lupa akan pentingnya belajar. Ia pun mengambil kursus komputer selama delapan bulan.

�Saya ingin kehidupan yang lebih baik, maka saya mencari ilmu. Ilmu itu tidak akan habis. Berkat kursus komputer, saya diterima bekerja di pabrik keramik pada tahun 1995,� ucap Rudi.

Kemudian kehidupan Rudi kian meningkat, Ia menjadi seorang pegawai pengontrol mutu di pabrik di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Selama tinggal di mes karyawan, Ia melihat ada pegawai yang melakukan ternak kecil-kecilan dan menghasilkan keuntungan yang lumayan besar. Ia pun tertarik untuk melakukan ternak juga.

Kemudian pada tahun 1996, dengan modal Rp 3,5 juta, Ia menyewa lahan seluas 5.000 meter persegi dan mendirikan kandang untuk 2.000 ayam.

Kini, setelah melalui usaha yang panjang dan sulit, Rudi berhasil mengembangkan pengelola rumah potong ayam yang berlokasi di Desa Lebakwangi, Kecamatan Walantaka, Kota Serang, Banten. Omzetnya mencapai miliaran rupiah. Kepercayaan dan mutu produk benar-benar dijaga sehingga usahanya semakin berkembang dan dipercaya banyak orang.

“Yang lebih penting adalah kita bisa membuktikan bahwa tidak ada hal yang tidak mungkin kalau kita mau berusaha,â? tegas Rudi.(dea)

Written by Ardy Messi

Work in PR agency, Strategic Planner wannabe, a bikers, a cyclist, music and movie freak, Barca fans.

Leatherface, Film Terbaru The Texas Chain Saw Massacre

Wanita India ‘Simpan’ 100 Paku dalam Perutnya