Karier mendiang Robin Williams terhitung panjang. Menurut situs IMDB, Robin sudah memasuki dunia akting sejak tahun 1977 dan sudah membintangi sebanyak 107 film. Di antaranya yang cukup terkenal adalah “Jumanji”, “Night at the Museum”, atau “Aladdin”. Di antara film yang pernah dia bintangi, ada beberapa yang terbilang bagus, namun kurang terkenal. Berikut kelima filmnya dilansir dari Liputan6, Jumat (22/8/2014).
1. Insomnia (2002)
Film ini merupakan film besar pertama Christopher Nolan, yang merupakan sutradara trilogi “The Dark Knight”. Film ini dibintangi oleh tiga bintang besar Hollywood, yaitu Hillary Swank yang baru menang Aktris Terbaik Oscar, Al Pacino yang dikenal sebagai aktor watak legendaris, dan Robin Williams yang kian senang main film serius. Robin sendiri berperan sangat baik sebagai antagonis.
2. What Dreams May Come (1998)
Bagi para kritikus, penggambaran kehidupan setelah mati dalam film ini yang seolah lukisan bergaya barok dianggap terlalu indah dan colorful. Diceritakan, Robin berperan sebagai Chris Neilson yang mati akibat kecelakaan mobil. Setelah ia mati, istrinya, Annie bunuh diri dan masuk neraka. Menonton film ini sekarang setelah tahu Robin Williams bunuh diri akan memberi makna lain.
3. The Birdcage (1996)
Film ini memang bergenre komedi, namun apa yang mengundang tawa dari film ini hanya bisa dilakukan aktor-aktor berbakat macam Robin Williams dan Nathan Lane. Di sini, Robin berperan sebagai Armand, seorang gay pemilik klub kabaret waria di Miami. Film ini dipuji komunitas gay dan lesbian lantaran tak memberi stigma dan stereotip negatif pada golongan tersebut.
4. One Hour Photo (2002)
Film ini adalah semacam pembuktian kalau Robin Williams bukan sekedar komedian. Setelah menang Oscar tahun 1998, ini adalah film serius Williams selain “Insomnia”. Di film ini, Robin menjadi pekerja jasa cuci cetak foto yang kesepian. Kemudian dirinya memata-matai sebuah keluarga dan menjadi psikopat. Peran psikopat berhasil diperankannya dengan baik.
5. Jakob the Liar (1999)
Di film ini, Robin berperan sebagai tawanan kamp konsentrasi Nazi yang menyebar kabar bohong dari radio berisi harapan-harapan pada tawanan lain. Ini sebuah film Holocaust yang mengharukan dan menginspirasi. Hanya saja film ini saat pemutarannya dibanding-bandingkan dengan film bertema sama yang berjudul “Life Is Beautiful”, sehingga film ini kalah pamor. (tom)