Norman Kamaru memutuskan untuk banting setir berjualan bubur Manado dan makanan lainnya demi menyambung hidup di Jakarta. Meski tampak kontras dengan kehidupannya sebagai artis sebelumnya, Norman mengaku tak malu dan menikmatinya.
Terlebih, Norman mendapatkan omset yang lumayan dari usaha sederhananya ini. Penghasilannya pun tak kalah jika dibandingan dengan pegawai kantoran pada umumnya. â??Alhamdulillah kalau dihitung-hitung acak per hari dapat Rp500 ribu dikali 30 hari. Itu contoh saja,â? ungkap Norman seperti dikutip dari Okezone, Jumat (12/9/2014).
Lokasi warung Norman memang cukup strategis sehingga ramai dikunjungi pelanggan. Bertempat di Tower Damar, Kalibata City, warung ini berdekatan dengan pintu keluar masuk parkir basement dan lapangan futsal. Warungnya pun kerap dijadikan tempat ngopi setiap malam.
Ditambah lagi, keluarga Norman mendukungnya untuk menekuni profesi ini. Mantan anggota Kepolisian Brimop Gorontalo ini juga merasa lebih merakyat dan bisa menjadi dirinya sendiri. â??Keluarga mendukung sampai sekarang. Apapun yang saya lakukan, asalkan yang positif, keluarga mendukung,â? terangnya.
â??Kalau kayak begini lebih merakyat. Kalau jadi artis terikat manajemen, terikat aturan, harus jaga imej, harus ini itu. Kalau ini, kita bebas jadi diri sendiri,” lanjutnya lagi.
Meski demikian, pria yang kini bertato dan memakai anting itu tak menutup kemungkinan untuk kembali ke dunia hiburan. Hanya saja, Norman masih belum tahu kapan itu terjadi. “Bukan enggak mau (jadi artis lagi), tapi belum siap,” pungkasnya.
Popularitas Norman sempat meledak saat videonya menari dan lipsync lagu India â??Caiya-caiyaâ? beredar di YouTube beberapa tahun lalu. Tawaran untuk tampil di televisi pun membanjir untuknya. Saking sibuknya, Norman akhirnya dipecat dari kepolisian. Sayang, kariernya sebagai artis malah meredup hingga pada akhirnya memutuskan untuk berjualan bubur. (nrl)