Kecelakaan maut yang melibatkan Hotman Paris Hutapea di tol Ancol arah Pluit, Minggu (5/10/2014) lalu dinilai cukup membingungkan. Pasalnya, ada keterangan berbeda soal kronologis kejadian yang diungkap Hotman, polisi, dan petugas jalan tol.
Supir mobil box JNE, Dedi Sulaiman, tewas dalam kecelakaan tersebut, sedangkan Mulyono yang menjadi kernet selamat. Mulyono yang dijaga ketat saat dirawat di Rumah Sakit Sari Asih, Ciputat, pun akhirnya angkat bicara.
Ia mengatakan tidak ada ban pecah yang menyebabkan mobil oleng saat kejadian. “Enggak ada ban pecah,” ungkapnya seperti dilansir dari Tabloid Bintang, Rabu (8/10/2014).
Meski demikian, Mulyono mengaku tidak tahu kronologis pasti kejadiannya karena ia sedang tertidur. “Saya tidak tahu kronologi peristiwanya. Soalnya saya tidur pada waktu itu,” terangnya.
Hotman sendiri sebelumnya mengaku sebagai korban dalam peristiwa ini. Ia mengungkap mobil Lamborghini hijau mewahnya melaju dengan kecepatan rendah dan tidak bersentuhan dengan mobil box JNE sama sekali.
Mobilnya ringsek di bagian depan karena ditabrak bus pariwisata yang berusaha menghindari mobil box JNE yang oleng karena bannya pecah. Sopir bus sendiri melarikan diri setelah kejadian.
Hotman pun sempat melayat ke pemakaman Dedi bersama CEO PT Artha Auto Lamborghini, Johnson Yaptonaga, di Batu Ceper, Tangerang. Ia menyatakan ikut berbela sungkawa sebagai sesama korban dan memberikan uang yang tidak disebutkan jumlahnya. â??Saya hadir di sini, sebagai rasa kemanusiaan sekaligus ungkapan duka cita saya sebagai sesama korban,” ujarnya.
Sementara itu, pihak keluarga Dedi menyambut baik kedatangan pengacara kondang itu. Mereka juga mengaku sudah mengihklaskan kepergian Dedi. “Mudah-mudahan Pak Hotman tulus adanya. Kami pun dari pihak keluarga sudah mengikhlaskan kepergian almarhum,” ungkap Asep Sudrajat, kakak kandung Dedi. (nrl)