Gunung Emas Almayer, Kisah Budaya Melayu Abad 19

Hutomo Dwi

Jika biasanya film adaptasi novel berasal dari novel romantis, maka kini ada yang berbeda. Yang akan diadaptasi jadi film layar lebar kali ini merupakan novel dengan dengan latar belakang budaya Melayu. Novel tersebut akan diangkat ke layar lebar dengan judul “Gunung Emas Almayer”.

Film tersebut diadaptasi dari novel klasik berjudul “Almayers Folly”. Novel tersebut merupakan novel klasik dan merupakan novel pertama karya penulis Joseph Conrad, yang diterbitkan pada tahun 1895 silam. Kisah ini disajikan dengan latar belakang budaya Melayu dan situasi di Malaka pada abad pertengahan abad 19.

“Gunung Emas Almayer” menceritakan tentang Kaspar Almayer, seorang pedagang dan arkeolog asal Belanda yang mengejar impiannya menemui gunung emas di Malaka yang selama ini hanya mitos.

Akan tetapi keinginannya untuk menemukan gunung emas itu tak mudah seperti membalikan telapak tangan. Ada banyak rintangan dan tantangan yang harus dihadapi, baik dari para pedagang Arab, manuver politik ketua suku adat setempat hingga tentara militer Kolonial Inggris. Bahkan, Almayer juga harus menghadapi pejuang kemerdekaan maupun dari keluarganya sendiri.

“Mengangkat karya klasik Joseph Conrad ke layar lebar, memberi inspirasi baru bagi saya untuk  mengangkat karya klasik Indonesia yang sangat menarik juga”, kata Rahayu Saraswati, eksekutif produser Media Desa Indonesia yang bertindak sebagai co-produser film ini, ketika ditemui di Jakarta, seperti dilansir dari Liputan6, Minggu (19/10/2014).

“Film yang menggabungkan aktor Malaysia dan Indonesia seperti Peter O’Brien, Sofia Jane, Rahayu Saraswati, El Manik, Alex Komang, Adi Putra, Diana Danielle, Khalid Salleh, Bront Palarae, Sabri Yunus, sangat menginspirasi,” kata El Manik, yang juga ikut terlibat dalam pembuatan film ini.

â??Akan sangat menarik menyaksikan bagaimana akhir cerita ini. Di mana ambisi mengejar impian, harus diimbangi dengan kesadaran apa yang paling penting di dalam hidup. Kisah Almayer memberi inspirasi,â? tambah El Manik.

Film yang akan rilis di bioskop pada tanggal 6 November mendatang ini secara garis besar mengajarkan banyak hal tentang  bagaimana mengatasi ego untuk mencapai sebuah mimpi. (tom)

Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.