STORY: Bocah Ciptakan Robot Pembasmi Malaria

Pengalaman menjadi guru berharga bagi siswa sekolah usia 12 tahun, David Cohen. Ia pernah menyaksikan adiknya menderita panas dan tak bisa jalan akibat gigitan nyamuk yang membawa penyakit.

Bukan hanya pengalaman adiknya saja yang membuat Cohen tergerak beraksi memberantas nyamuk. Fakta gigitan nyamuk pembawa penyakit yang membunuh 627 ribu orang tiap tahun, makin membulatkan tekad Cohen untuk menciptakan alat pembasmi.

Benar saja, tekadnya membawanya masuk 10 finalis kompetisi Discovery Education 3M Young Scientist Challenge. Cohen masuk deretan 10 besar dengan karyanya berupa robot yang mampu membasmi nyamuk dengan menggunakan sistem pompa jet. Ia menyerahkan karyanya pada kompetisi ilmiah itu awal tahun ini.

Dilansir dari Huffington Post, Senin (27/10/2014), dalam mengembangkan robot itu, bocah asal Dallas, Amerika Serikat tersebut dipandu oleh mentor Delony Langer-Anderson, pemandu siswa SMA.

Cohen juga menceritakan bagaimana adiknya menderita dengan penyakit akibat gigitan nyamuk.

“Adik saya benar-benar terinfeksi sangat buruk dari gigitan nyamuk. Dia sakit dan hampir tak bisa jalan. Untuk menyembuhkannya, butuh beberapa minggu dengan antibiotik berat,” ujarnya mengisahkan sakit adiknya.

Sang mentor pun cukup kagum dengan ide dan tekad yang ada pada pikiran Cohen. Selama mendampingi, Langer-Anderson menghubungkan Cohen dengan beberapa pakar penyakit nyamuk.

Mentor wanita itu menganggap visi Cohen atas masalah penyakit akibat nyamuk memiliki cara yang berbeda. “Dia bertanya,’bagaimana bila nyamuk tak pernah lahir?’,” ujar mentor.

“Saat bekerja pada prototipe dan ide, dia tak pernah kehilangan pandangan dari gagasan bahwa jika bisa menghentikan nyamuk dari tahap larva, ia bisa mencegah penyebaran penyakit,” beber Langer-Anderson.

Ia mengakui, aksi yang dilakukan Cohen memang belum terbukti masif mengurangi jumlah penyakit akibat nyamuk. Namun, menurut dia, apa yang dilakukan Cohen bisa membuktikan kaum muda bisa berkontribusi.

“Saya pikir orang-orang seperti David punya potensi mempengaruhi masa depan kehidupan orang di negara kami dan daerah negara berkembang di dunia,” ujar Langer-Anderson.

Kompetisi Discovery Education 3M Young Scientist Challenge merupakan kompetisi ilmiah bagi siswa sekolah. Pemenang kompetisi ini akan membawa pulang hadiah US$25 ribu atau hampir Rp305 juta. (tom)

Written by Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.

Locca, Band dengan Musik ‘Pelangi’

5 Tips Berwisata Seorang Diri