Wanita Ini Tidur 22 Jam Sehari

Hutomo Dwi

Umumnya orang memiliki waktu tidur sebanyak kurang lebih 8 jam per harinya. Jika ada orang yang tidur melebihi 10 jam, maka kadang hal tersebut bisa membuat kepala pusing dan badan lemas. Selain itu, muncul pula bawaan malas untuk beraktifitas.

Akan tetapi, kondisi berbeda terjadi pada Beth Goodier yang berusia 20 tahun. Dilansir dari Daily Mail, Senin (27/10/2014), , dia mengidap Kleine-Levin Syndrome, penyakit langka yang juga dikenal dengan Sleeping Beauty syndrome. Bagaimana tidak, layaknya sang putri dalam cerita “Sleeping Beauty” yang tidur panjang, Beth juga memiliki waktu tidur panjang yakni selama 22 jam dalam sehari.

Kleine-Levin Syndrome adalah kondisi neurologis yang dimulai selama masa remaja dan kadang-kadang dimulai setelah infeksi atau penyakit. Kondisi ini ditandai dengan periode tidur yang berlebihan hingga 20 jam sehari. Episode bisa datang sangat cepat dan berlangsung antara beberapa hari sampai beberapa minggu. Kondisi tidak wajar ini hanya dialami oleh satu per-seribu orang dan 70 persen dari penderita adalah laki-laki.

Kondisi neurologis ini berawal saat Beth berusia 16 tahun di mana pada waktu itu, dengan tidak biasa Beth tidur selama 20 jam. Dan, dia rata-rata tidur selama 18 jam dalam sehari. Sedangkan dalam satu episode, yakni setiap lima minggu, Beth bisa tidur satu hingga tiga minggu. Selama tidur, harus ada yang menjaganya. Penyakit yang tidak wajar yang tidak jelas penyebabnya dan parahnya, Sleeping Beauty syndrome ini belum ada obatnya.

“Ini (Kleine-Levin Syndrome) mengambil semua hal penting dalam hidup saya. Hidup saya ditahan. Saya hanya dapat mengingat beberapa episode kehidupan, jadi seperti setengah hidup saya menghilang,” ungkap Beth Goodier saat di BBC.

Kendati demikian, ketika bangun pun, dia seolah tidak sadar sepenuhnya. Dalam waktu dua jam dalam seharinya, dia bangun dan bertindak layaknya anak kecil. Bertingkah kenak-kanakan, mudah mengalami iritasi, disorientasi, dan selalu ingin makan dalam jumlah yang banyak. Selain itu, saat bangun, Beth juga tidak mampu membedakan antara dunia nyata atau sedang bermimpi.

Janine, ibunya Beth, harus rela kehilangan pekerjaan demi menjaga anaknya. Janine menghabiskan banyak waktunya untuk menjaga Beth. Sedangkan Beth sendiri menghabiskan hidupnya di atas kasur atau sofa sementara orang seusianya sedang sibuk dengan sekolah, kuliah, dan mencari jati diri mereka. (tom)

Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.